Ilustrasi--Ketua PKK Kota Banda Aceh, Sri Dewi Kurnilawati melakukan pemberian tetes polio putaran ke dua kepada anak di Kota Banda Aceh, Aceh.
Ilustrasi--Ketua PKK Kota Banda Aceh, Sri Dewi Kurnilawati melakukan pemberian tetes polio putaran ke dua kepada anak di Kota Banda Aceh, Aceh.

86 Anak di Karanganyar Tolak Imunisasi Polio

Triawati Prihatsari • 18 Januari 2024 17:17
Karanganyar: Sebanyak 86 anak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, menolak divaksin polio. Jumlah tersebut berada di Kecamatan Jatiyoso dan Kecamatan Tawangmangu.
 
"Untuk saat ini info yang saya terima, Jatiyoso 77 anak, Tawangmangu sembilan anak. Sementara yabg kami terima itu," ujar Kepala DKK Karanganyar, Purwati, di Karanganyar, Kamis, 18 Januari 2024.
 
Menurutnya, penolakan pada vaksin tersebut dilakukan karena keyakinan orang tua siswa. Terkait itu, pihaknya mewajibkan orang tua siswa yang menolak untuk membuat surat pernyataan penolakan.

Surat pernyataan berisi permintaan agar anak tidak diimunisasi. Dengan demikian, orang tua tidak bisa meminta pertanggung jawaban pada dinas jika terjadi sesuatu pada anak.
 
Baca juga: 295 Ribu Anak di Kabupaten Malang Jadi Sasaran Imunisasi Polio

"Kita sudah libatkan semua pihak, termasuk ada pantauan dari WHO kemarin juga kami arahkan ke Jatiyoso. Memang karena ada keyakinan. Kami sudah upayakan lintas sektoral juga mendatangi, tapi punya keyakinan seperti itu ya tidak mau. Maka orang tua membuat surat pernyataan tidak diimunisasi. Jadi kalau suatu saat ada apa-apa ya jangan menuntut pemerintah. Pemerintah kan sudah berupaya, termasuk biaya sakit ya harus tanggung jawab sendiri," bebernya.
 
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar Warsito menambahkan, Pemkab Karanganyar berupaya mencegah penolakan imunisasi polio dengan membentuk Forum Masyarakat Peduli Imunisasi. Forum tersebut untuk mengedukasi masyarakat agar mau mengikuti program imunisasi.
 
"Diharapkan dengan adanya edukasi masyarakat, dari masyarakat untuk masyarakat akan lebih efektif. Kalau dari Dinas Kesehatan kan dikira memerintah masyarakat, namun kami coba dari masyarakat pada masyarakat," ungkap dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan