Palembang: Cuaca ekstrem dan kualitas udara di musim kemarau telah memengaruhi kondisi kesehatan warga Palembang, Sumatra Selatan. Sepanjang awal tahun hingga Agustus 2023 terdata lebih dari 3.000 warga mengalami gangguan pernapasan.
"Akibat kualitas udara yang makin memburuk di musim kemarau ini, jumlah masyarakat yang menderita ISPA di Palembang tercatat ada 3.945 warga," ujar Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Palembang, Yudi Setiawan, Rabu, 23 Agustus 2023.
Ia menjelaskan ribuan warga yang tercatat terkena ISPA merupakan data dari 42 Puskesmas yang tersebar di sejumlah kecamatan Palembang.
"Diagnosa ISPA terjadi karena kondisi panas terik dan debu bertebaran sehingga menyebabkan kesehatan masyarakat menurun. Akibatnya masyarakat terkena batuk, flu, demam, hingga saluran pernafasan yang terganggu," kata dia.
Kasus ISPA di Palembang banyak dialami oleh warga yang tinggal di kecamatan perbatasan. Berdasarkan data kolektif yang diterima Dinkes Kota, rincian kasus ISPA meliputi ISPA I sebanyak 2.110 orang dan ISPA II ada 1.835 orang.
"Memang ISPA penyakit yang tidak terlalu berbahaya. Tetapi harus segera diobati, sebab bisa akut dan menganggu aktivitas terutama bagi usia dewasa dan lansia," jelasnya.
Upaya diri agar terhindar dari ISPA seperti menggunakan masker saat berpergian ke luar rumah. Sebab penularan ISPA berasal dari bersin atau batuk dan menjaga lingkungan agar tetap bersih adalah langkah penting.
"Saat stamina menurun, penularan ISPA dengan mudah terpapar," timpal dia.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatra Selatan (Sumsel) Wandayantolis menambahkan, saat ini Palembang sedang ada di fase puncak kemarau dengan kekeringan yang makin meluas ditambah kualitas udara cenderung menurun.
"Saat ini polusi partikulat dari debu dan asap makin meningkat. Penggunaan masker saat di luar ruangan akan dapat mengurangi gangguan kesehatan," jelasnya.
Palembang: Cuaca ekstrem dan kualitas udara di musim kemarau telah memengaruhi kondisi kesehatan warga Palembang, Sumatra Selatan. Sepanjang awal tahun hingga Agustus 2023 terdata lebih dari 3.000 warga mengalami
gangguan pernapasan.
"Akibat kualitas udara yang makin memburuk di musim kemarau ini, jumlah masyarakat yang menderita ISPA di Palembang tercatat ada 3.945 warga," ujar Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Palembang, Yudi Setiawan, Rabu, 23 Agustus 2023.
Ia menjelaskan ribuan warga yang tercatat terkena ISPA merupakan data dari 42 Puskesmas yang tersebar di sejumlah kecamatan Palembang.
"Diagnosa ISPA terjadi karena kondisi panas terik dan debu bertebaran sehingga menyebabkan kesehatan masyarakat menurun. Akibatnya masyarakat terkena batuk, flu, demam, hingga saluran pernafasan yang terganggu," kata dia.
Kasus ISPA di Palembang banyak dialami oleh warga yang tinggal di kecamatan perbatasan. Berdasarkan data kolektif yang diterima Dinkes Kota, rincian kasus ISPA meliputi ISPA I sebanyak 2.110 orang dan
ISPA II ada 1.835 orang.
"Memang ISPA penyakit yang tidak terlalu berbahaya. Tetapi harus segera diobati, sebab bisa akut dan menganggu aktivitas terutama bagi usia dewasa dan lansia," jelasnya.
Upaya diri agar terhindar dari ISPA seperti menggunakan masker saat berpergian ke luar rumah. Sebab penularan ISPA berasal dari bersin atau batuk dan menjaga lingkungan agar tetap bersih adalah langkah penting.
"Saat stamina menurun, penularan ISPA dengan mudah terpapar," timpal dia.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatra Selatan (Sumsel) Wandayantolis menambahkan, saat ini Palembang sedang ada di fase puncak kemarau dengan kekeringan yang makin meluas ditambah kualitas udara cenderung menurun.
"Saat ini polusi partikulat dari debu dan asap makin meningkat. Penggunaan masker saat di luar ruangan akan dapat mengurangi gangguan kesehatan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)