Bekasi: Sebanyak 66.172 warga Kota Bekasi, Jawa Barat, terinfeksi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selama periode Januari-Juli 2023. Hal tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
Dengan rincian Januari sebanyak 10.129 kasus, Februari 9.198 kasus, Maret 11.611 kasus, April 9.308 kasus, Mei 10.296 kasus, Juni 8.065 kasus dan pada Juli terdapat sebanyak 7.565 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, mengatakan, meningkatnya jumlah penderita ISPA salah satunya disebabkan polusi udara.
"Kalau ISPA itu kan berbagai ya, selain dengan udara polusi. Dalam hal ini polusi, ISPA itu bisa juga sekarang itu perubahan iklim juga berpengaruh sebetulnya. Jadi banyak faktor yang menyebabkan menimbulkan munculnya kasus-kasus ISPA," katanya di Bekasi, Selasa 22 Agustus 2023.
Dia menerangkan, selama ini masyarakat yang terinfeksi ISPA ditangani di fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas. Sebagian kecil di antaranya dirujuk ke rumah sakit karena membutuhkan tindakan lebih lanjut.
"Tapi pada saat ini untuk rujukan tidak terlalu banyak, jadi dapat ditangani di tingkat pertama. Meskipun ada juga yang dirujuk, pasti," ujarnya.
Dia menyarankan agar masyarakat Kota Bekasi menggunakan masker untuk mencegah polusi udara dan terkena ISPA.
"Masker itu mengurangi dari pada polusi yang dihirup oleh paru-paru kita semua itu juga bagus, kita sarankan juga untuk penggunaan masker. Makanya bagus pakai masker," katanya.
Bekasi: Sebanyak 66.172 warga
Kota Bekasi, Jawa Barat, terinfeksi
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selama periode Januari-Juli 2023. Hal tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
Dengan rincian Januari sebanyak 10.129 kasus, Februari 9.198 kasus, Maret 11.611 kasus, April 9.308 kasus, Mei 10.296 kasus, Juni 8.065 kasus dan pada Juli terdapat sebanyak 7.565 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, mengatakan, meningkatnya jumlah penderita ISPA salah satunya disebabkan polusi udara.
"Kalau ISPA itu kan berbagai ya, selain dengan
udara polusi. Dalam hal ini polusi, ISPA itu bisa juga sekarang itu perubahan iklim juga berpengaruh sebetulnya. Jadi banyak faktor yang menyebabkan menimbulkan munculnya kasus-kasus ISPA," katanya di Bekasi, Selasa 22 Agustus 2023.
Dia menerangkan, selama ini masyarakat yang terinfeksi ISPA ditangani di fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas. Sebagian kecil di antaranya dirujuk ke rumah sakit karena membutuhkan tindakan lebih lanjut.
"Tapi pada saat ini untuk rujukan tidak terlalu banyak, jadi dapat ditangani di tingkat pertama. Meskipun ada juga yang dirujuk, pasti," ujarnya.
Dia menyarankan agar masyarakat Kota Bekasi menggunakan masker untuk mencegah polusi udara dan terkena ISPA.
"Masker itu mengurangi dari pada polusi yang dihirup oleh paru-paru kita semua itu juga bagus, kita sarankan juga untuk penggunaan masker. Makanya bagus pakai masker," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)
