Tangani 23 Kasus ISPA, RSUD Kabupaten Tangerang: Bukan karena Polusi Udara
Antara • 23 Agustus 2023 16:48
Banten: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang, Banten, telah menangani 23 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) selama Bulan Juli 2023.
"Kalau untuk penanganan kasus ISPA, berdasarkan data di Bulan Juli, RSUD Tangerang telah menangani sebanyak 23 kasus," kata Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi (HPI) RSUD Kabupaten Tangerang Hilwani di Tangerang, Rabu, 23 Agustus 2023.
Dari total puluhan kasus ISPA, 12 kasus infeksi saluran pernapasan bagian atas akut, lima kasus faringitis akut, tiga kasus tonsilitis akut, tiga laringitis, dan trakeitis akut. Ia menyebut pada periode Agustus ini, jumlah kasus gangguan pernapasan tersebut masih dalam tahap pendataan sehingga belum bisa disampaikan.
"Kalau data ISPA bulan sekarang secara umum belum ada peningkatan signifikan. Jadi kalau mengarah dampak polusi udara itu masih nihil. Hanya saja pasien yang dirawat itu penyebabnya masih normatif akibat infeksi biasa," kata Hilwani.
Ia mengemukakan mengenai kualitas udara di Jabodetabek yang saat ini terus mengalami penurunan. Kondisi ini bisa berdampak terhadap gangguan kesehatan karena berkaitan erat dengan kasus ISPA.
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan masyarakat agar menjaga kesehatan dengan menerapkan gaya hidup sehat, memakai masker, mengonsumsi makanan sehat, dan menjaga kebersihan.
"Yang pasti pengaruh polusi udara ini berdampak pada kesehatan dan untuk pencegahannya sama seperti yang diimbau pemerintah, yaitu memakai masker, mengurangi kegiatan di luar rumah," ujar dia.
Banten: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang, Banten, telah menangani 23 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) selama Bulan Juli 2023.
"Kalau untuk penanganan kasus ISPA, berdasarkan data di Bulan Juli, RSUD Tangerang telah menangani sebanyak 23 kasus," kata Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi (HPI) RSUD Kabupaten Tangerang Hilwani di Tangerang, Rabu, 23 Agustus 2023.
Dari total puluhan kasus ISPA, 12 kasus infeksi saluran pernapasan bagian atas akut, lima kasus faringitis akut, tiga kasus tonsilitis akut, tiga laringitis, dan trakeitis akut. Ia menyebut pada periode Agustus ini, jumlah kasus gangguan pernapasan tersebut masih dalam tahap pendataan sehingga belum bisa disampaikan.
"Kalau data ISPA bulan sekarang secara umum belum ada peningkatan signifikan. Jadi kalau mengarah dampak polusi udara itu masih nihil. Hanya saja pasien yang dirawat itu penyebabnya masih normatif akibat infeksi biasa," kata Hilwani.
Ia mengemukakan mengenai kualitas udara di Jabodetabek yang saat ini terus mengalami penurunan. Kondisi ini bisa berdampak terhadap gangguan kesehatan karena berkaitan erat dengan kasus ISPA.
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan masyarakat agar menjaga kesehatan dengan menerapkan gaya hidup sehat, memakai masker, mengonsumsi makanan sehat, dan menjaga kebersihan.
"Yang pasti pengaruh polusi udara ini berdampak pada kesehatan dan untuk pencegahannya sama seperti yang diimbau pemerintah, yaitu memakai masker, mengurangi kegiatan di luar rumah," ujar dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)