Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat takziyah ke rumah duka Bintang Balqis Maulana, 14, di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore. (Dok: Humas Pemkab Banyuwangi)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat takziyah ke rumah duka Bintang Balqis Maulana, 14, di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore. (Dok: Humas Pemkab Banyuwangi)

Ibu Santri Tewas Dianiaya Teman di Kediri Merasa Dibohongi Pihak Pesantren

Amaluddin • 28 Februari 2024 08:02
Banyuwangi: Suyanti, ibu santri meninggal akibat dianiaya temannya di pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengungkap kebohongan pondok pesantren tempat anaknya nyantri. Pihak pesantren menyebut korban meninggal karena jatuh dari kamar mandi.
 
Hal itu disampaikan Suyanti kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat takziyah ke rumah duka Bintang Balqis Maulana, 14, di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Selasa petang, 27 Februari 2024. 
 
Suyanti ditemani Rustam, suaminya, menceritakan korban dipulangkan dari pondok pesantren dalam kondisi meninggal pada Sabtu, 24 Februari 2024. 

"Pihak pondok ngabari waktu itu kalau anak saya meninggal karena jatuh dari kamar mandi," kata Suyanti.
 
Namun saat jenazah Bintang tiba di rumah, Suyanti terkejut melihat kondisi tubuh sang anak. "Banyak luka, lebam, dan berdarah."
 
Suyanti menyebut sikap pondok pesantren tidak proaktif, bahkan terkesan menyembunyikan informasi soal kematian Bintang. Pihak pondok juga tak meminta maaf, bahkan sebatas ucapan berduka cita.
 
Baca juga: Tewas di 'Ponpes Kediri', Kemenag Sebut Santri 'Mondok' di Pesantren Tak Berizin

"Itu yang saya sayangkan. Saya menunggu inisiatif dari pondok untuk meminta maaf atau berduka cita. Tapi tidak ada."
 
Suyanti mengaku telah mengikhlaskan kepergian Bintang. Namun, keluarga ingin mendapat informasi utuh soal kronologi dan penyebab kematiannya. 
 
"Kenapa kok bisa kejadian begitu. Anak saya salah apa? Saya minta doanya agar kebenaran bisa terungkap," ungkap dia.
 
Sementara itu, Bupati Ipuk memastikan menjembatani komunikasi kasus ini ke Pemkab Kediri. "Mulai dari Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan kantor Kemenag Banyuwangi, sudah saling berhubungan dengan instansi di sana," katanya.
 
Komunikasi itu menurut Ipuk, untuk memastikan korban dan keluarganya mendapat keadilan. Keluarga juga bisa mendapat informasi yang valid soal penyebab kematian Bintang. 
 
Ipuk berpesan agar kasus penganiayaan dan bullying yang dialami Bintang dapat menjadi pelajaran bersama. Seluruh pihak bisa lebih peduli dengan lingkungan sekitar. 
 
"Kita semua harus lebih aware terhadap bullying yang masih marak di lingkungan pendidikan dan masyarakat. Kami juga berharap orang tua lebih perhatian terhadap pertemanan dan perilaku anak-anaknya," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan