Tangerang: Gubernur Banten Wahidin Halim menegaskan wacana sekolah tatap muka per Januari 2021 ditunda. Hal tersebut berdasarkan pada kondisi terakhir pandemi covid-19 yang terjadi di Provinsi Banten.
"Rencana sekolah tatap muka per Januari 2021 perlu ditunda dan akan dituangkan dalam Keputusan Gubernur. Saat ini memang Banten sudah masuk zona oranye, tapi masih tinggi tingkat penularannya," ujar Wahidin, Selasa, 22 Desember 2020.
Wahidin menilai sekolah tatap muka bisa efektif ketika sudah ada kecenderungan penurunan kasus dan vaksinasi covid-19. Sedangkan saat ini, tidak ada yang dapat menjamin covid-19 tak menyebar jika sekolah tatap muka diberlakukan.
Selanjutnya, kebijakan Gubernur sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Banten akan diteruskan kepada seluruh bupati dan wali kota agar ditindaklanjuti untuk setiap jenjang pendidikan yang menjadi tanggung jawab kabupaten/kota.
Baca juga: Penyebaran Covid-19 Klaster Gereja di Palangka Raya Jadi 60 Kasus
"Ini menyangkut penanganan sumber daya manusia, masa depan negeri ini," jelasnya.
Wahidin mengimbau para pemangku kepentingan pendidikan di Banten untuk melanjutkan metode pembelajaran daring atau metode kreatifitas lain agar tetap menghindari berbagai kerumuman orang. Jika ada kerumunan segera bubarkan dan yang bertanggungjawab atas terjadinya kerumunan tersebut akan ditindaklanjuti dan diperiksa.
"Bagi yang melanggar bisa menjadi kasus pidana serta menjadi perhatian Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19," tegas dia.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Banten, Budi Suhendar, menjelaskan covid-19 merupakan penyakit yang mudah menular. Di sisi lain, meski paramedis tetap semangat dalam menangani kasus covid-19 namun ada keterbatasan.
"Akibat pandemi yang berkepanjangan ada semacam kelelahan di masyarakat, khususnya dalam memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan," kata Budi.
Senada, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Banten, Didik Wijayanto, menyebut hingga 21 Desember 2020, sebanyak 8.000 anak di Banten telah terpapar covid-19. Bahkan dalam tiga pekan terakhir, tren kasus covid-19 pada anak terus meningkat. Dari 55 meningkat menjadi 65 kasus, dan 70 kasus pada minggu ini, dengan case fatality rate mencapai 1,62.
"Kita belum tahu ini gelombang pertama atau kedua. Sejak awal kasus ini terus naik, belum pernah turun. Klaster keluarga saja belum turun, apalagi kalau sekolah terjadi tatap muka," tutur Didik.
Ia menambahkan kasus positif covid-19 pada anak, rata-rata tertular dari orang tuanya. Sehingga hal ini sangat membutuhkan perhatian lebih dari orang tua untuk melindungi anak-anaknya.
"Karena risiko untuk menularkan antara anak dan orang dewasa adalah sama," ucap dia.
Tangerang: Gubernur Banten Wahidin Halim menegaskan wacana sekolah tatap muka per Januari 2021 ditunda. Hal tersebut berdasarkan pada kondisi terakhir
pandemi covid-19 yang terjadi di Provinsi Banten.
"Rencana sekolah tatap muka per Januari 2021 perlu ditunda dan akan dituangkan dalam Keputusan Gubernur. Saat ini memang Banten sudah masuk zona oranye, tapi masih tinggi tingkat penularannya," ujar Wahidin, Selasa, 22 Desember 2020.
Wahidin menilai sekolah tatap muka bisa efektif ketika sudah ada kecenderungan penurunan kasus dan vaksinasi covid-19. Sedangkan saat ini, tidak ada yang dapat menjamin covid-19 tak menyebar jika sekolah tatap muka diberlakukan.
Selanjutnya, kebijakan Gubernur sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Banten akan diteruskan kepada seluruh bupati dan wali kota agar ditindaklanjuti untuk setiap jenjang pendidikan yang menjadi tanggung jawab kabupaten/kota.
Baca juga:
Penyebaran Covid-19 Klaster Gereja di Palangka Raya Jadi 60 Kasus
"Ini menyangkut penanganan sumber daya manusia, masa depan negeri ini," jelasnya.
Wahidin mengimbau para pemangku kepentingan pendidikan di Banten untuk melanjutkan metode pembelajaran daring atau metode kreatifitas lain agar tetap menghindari berbagai kerumuman orang. Jika ada kerumunan segera bubarkan dan yang bertanggungjawab atas terjadinya kerumunan tersebut akan ditindaklanjuti dan diperiksa.
"Bagi yang melanggar bisa menjadi kasus pidana serta menjadi perhatian Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19," tegas dia.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Banten, Budi Suhendar, menjelaskan covid-19 merupakan penyakit yang mudah menular. Di sisi lain, meski paramedis tetap semangat dalam menangani kasus covid-19 namun ada keterbatasan.
"Akibat pandemi yang berkepanjangan ada semacam kelelahan di masyarakat, khususnya dalam memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan," kata Budi.
Senada, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Banten, Didik Wijayanto, menyebut hingga 21 Desember 2020, sebanyak 8.000 anak di Banten telah terpapar covid-19. Bahkan dalam tiga pekan terakhir, tren kasus covid-19 pada anak terus meningkat. Dari 55 meningkat menjadi 65 kasus, dan 70 kasus pada minggu ini, dengan case fatality rate mencapai 1,62.
"Kita belum tahu ini gelombang pertama atau kedua. Sejak awal kasus ini terus naik, belum pernah turun. Klaster keluarga saja belum turun, apalagi kalau sekolah terjadi tatap muka," tutur Didik.
Ia menambahkan kasus positif covid-19 pada anak, rata-rata tertular dari orang tuanya. Sehingga hal ini sangat membutuhkan perhatian lebih dari orang tua untuk melindungi anak-anaknya.
"Karena risiko untuk menularkan antara anak dan orang dewasa adalah sama," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)