Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan Kecamatan Talamau terdampak parah akibat gempa bermagnitudo 6,1 yang mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat pagi, 25 Februari 2022.
"Laporan sementara, lokasi yang terdampak parah berada di Kecamatan Talamau, Pasaman Barat. Pascagempa, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat segera melakukan pemantauan dampak gempa," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Dari laporan BPBD setempat, katanya, juga disebutkan guncangan di Kabupaten Pasaman Barat dirasakan kuat 3-5 detik. Kekuatan guncangan yang sama juga dirasakan warga di Kabupaten Pasaman dan mengakibatkan masyarakat panik lalu keluar rumah.
"Sejumlah kerusakan terjadi di kabupaten tersebut, seperti fasilitas pendidikan dan rumah warga. Namun BNPB masih melakukan koordinasi lebih lanjut dengan BPBD setempat terkait dampak gempa," katanya.
Baca juga: Update Gempa Pasaman Barat, 3 Meninggal Dunia, 60 Luka-luka
Sementara di Kabupaten Limapuluh Kota, gempa dirasakan kuat oleh warga selama 2-5 detik. Laporan sementara ada kerusakan rumah warga di dua kecamatan, yaitu di Bukit Barisan dan Kecamatan Gunung Ameh.
"BNPB masih melakukan konfirmasi terhadap informasi ini," lanjut Abdul.
Guncangan kuat juga dirasakan di sejumlah wilayah lain, seperti Kabupaten Agam, Padang Pariaman, dan Pariaman. BPBD Kabupaten Agam juga melaporkan adanya guncangan kuat yang dirasakan masyarakat dengan durasi 3-4 detik.
Selain itu guncangan kuat dilaporkan BPBD Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Warga Padang Pariaman merasakan gempa kuat selama 2-5 detik, sedangkan di Kota Pariaman dirasakan 3-4 detik.
Sedangkan BPBD Kota Padang melaporkan guncangan dirasakan lemah selama 1-3 detik. Namun demikian, sebagian warga dilaporkan sempat panik dan keluar rumah. Hal serupa juga dialami warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Sementara itu, warga korban gempa di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, membutuhkan tenda dan sembako setelah rumah mereka mengalami rusak berat usai diguncang gempa.
Herman salah seorang warga Nagari Kajai di Simpang Empat, mengatakan saat ini kondisi rumahnya rusak berat sehingga tidak layak huni dan membutuhkan tenda.
"Hampir semua rumah di Kajai rusak sedang hingga berat. Gempa besar terjadi tiga kali dan setelah itu ada banyak gempa susulan," ungkap Herman.
Sementara warga Bateh Pulai, Nagari Kajai, Meizen, menyatakan sedikitnya 25 bangunan hancur beserta perabotan di sekitar kediamannya
"Saat ini warga yang rumahnya hancur mengungsi ke Simpang Empat tepatnya di jalur 32," kata dia.
Baca juga: BPBD Agam Turunkan Tim Data Kerusakan Dampak Gempa
Menurut dia, warga juga khawatir terjadi longsor karena daerah Kajai berada di kawasan perbukitan.
"Hingga saat ini kami masih bertahan di luar rumah, karena gempa susulan masih terus terjadi," ujarnya.
Berdasarkan pantauan, sejumlah warga Nagari Kajai ada yang memilih mengungsi ke Simpang Empat yang merupakan ibu kota kabupaten berjarak sekitar 20 kilometer.
Tidak hanya merusak rumah warga, Masjid Raya Kampung Padang Kajai juga runtuh diguncang gempa.
Hengki, warga setempat menceritakan saat itu terdengar bunyi gemuruh dan ternyata bangunan masjid roboh. Ia memastikan tidak ada warga yang menjadi korban tertimpa reruntuhan.
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan Kecamatan Talamau terdampak parah akibat
gempa bermagnitudo 6,1 yang mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat pagi, 25 Februari 2022.
"Laporan sementara, lokasi yang terdampak parah berada di Kecamatan Talamau, Pasaman Barat. Pascagempa, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat segera melakukan pemantauan dampak gempa," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Dari laporan BPBD setempat, katanya, juga disebutkan guncangan di Kabupaten Pasaman Barat dirasakan kuat 3-5 detik. Kekuatan guncangan yang sama juga dirasakan warga di Kabupaten Pasaman dan mengakibatkan masyarakat panik lalu keluar rumah.
"Sejumlah kerusakan terjadi di kabupaten tersebut, seperti fasilitas pendidikan dan rumah warga. Namun BNPB masih melakukan koordinasi lebih lanjut dengan BPBD setempat terkait dampak gempa," katanya.
Baca juga:
Update Gempa Pasaman Barat, 3 Meninggal Dunia, 60 Luka-luka
Sementara di Kabupaten Limapuluh Kota, gempa dirasakan kuat oleh warga selama 2-5 detik. Laporan sementara ada kerusakan rumah warga di dua kecamatan, yaitu di Bukit Barisan dan Kecamatan Gunung Ameh.
"BNPB masih melakukan konfirmasi terhadap informasi ini," lanjut Abdul.
Guncangan kuat juga dirasakan di sejumlah wilayah lain, seperti Kabupaten Agam, Padang Pariaman, dan Pariaman. BPBD Kabupaten Agam juga melaporkan adanya guncangan kuat yang dirasakan masyarakat dengan durasi 3-4 detik.
Selain itu guncangan kuat dilaporkan BPBD Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Warga Padang Pariaman merasakan gempa kuat selama 2-5 detik, sedangkan di Kota Pariaman dirasakan 3-4 detik.
Sedangkan BPBD Kota Padang melaporkan guncangan dirasakan lemah selama 1-3 detik. Namun demikian, sebagian warga dilaporkan sempat panik dan keluar rumah. Hal serupa juga dialami warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Sementara itu, warga korban gempa di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, membutuhkan tenda dan sembako setelah rumah mereka mengalami rusak berat usai diguncang gempa.
Herman salah seorang warga Nagari Kajai di Simpang Empat, mengatakan saat ini kondisi rumahnya rusak berat sehingga tidak layak huni dan membutuhkan tenda.
"Hampir semua rumah di Kajai rusak sedang hingga berat. Gempa besar terjadi tiga kali dan setelah itu ada banyak gempa susulan," ungkap Herman.
Sementara warga Bateh Pulai, Nagari Kajai, Meizen, menyatakan sedikitnya 25 bangunan hancur beserta perabotan di sekitar kediamannya
"Saat ini warga yang rumahnya hancur mengungsi ke Simpang Empat tepatnya di jalur 32," kata dia.
Baca juga:
BPBD Agam Turunkan Tim Data Kerusakan Dampak Gempa
Menurut dia, warga juga khawatir terjadi longsor karena daerah Kajai berada di kawasan perbukitan.
"Hingga saat ini kami masih bertahan di luar rumah, karena gempa susulan masih terus terjadi," ujarnya.
Berdasarkan pantauan, sejumlah warga Nagari Kajai ada yang memilih mengungsi ke Simpang Empat yang merupakan ibu kota kabupaten berjarak sekitar 20 kilometer.
Tidak hanya merusak rumah warga, Masjid Raya Kampung Padang Kajai juga runtuh diguncang gempa.
Hengki, warga setempat menceritakan saat itu terdengar bunyi gemuruh dan ternyata bangunan masjid roboh. Ia memastikan tidak ada warga yang menjadi korban tertimpa reruntuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)