Yogyakarta: Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Gunadi, menyebutkan sebagian besar kasus mutasi covid-19 di Indonesia didominasi varian D614G.
Hal itu berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 51 sampel pasien covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah bagian selatan pada Februari 2021.
"D614G ini masih mendominasi 92 persen virus penyebab covid-19 di dunia, (bahkan Indonesia)," kata Gunadi di Yogyakarta, Sabtu, 6 Maret 2021.
Baca juga: AHY Diminta Pecat Kader Demokrat Maluku Utara yang Ikut KLB
Menurut dia, varian D614G tidak berpengaruh pada kondisi pasien, termasuk berstatus orang tanpa gejala (OTG). Di sisi lain, ia menilai, mutasi virus menjadi hal biasa bila berkaca dari jenis-jenis virus lain.
Gunadi mengungkapkan, sejumlah varian hasil mutasi covid-19 tersebar di beberapa negara, seperto di Afrika Selatan, Brasil, hingga Rusia. Sementara, varian baru covid-19 dari Inggris, B117, belum ditemukan di DIY maupun Jawa Tengah bagian selatan.
"Sampai 51 sampel yang kami laksanakan pemeriksaan whole genom sequencing (WGS) virus SARS-CoV-2 (penyebab covid-19) dari dua daerah tadi belum ada mutasi dengan varian B117," terang dia.
Menurut Gunadi, pemeriksaan sampel dengan metode whole genom sequencing (WGS) atau pengurutan keseluruhan genom dari virus SARS-CoV-2 memang rutin dilakukan untuk wilayah DIY dan Jateng bagian selatan, berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI.
WGS ini diprioritaskan untuk sampel pasien covid-19 yang baru tiba dari luar negeri baik warga Tanah Air maupun warga asing, pasien dengan gajala berat, pasien yang mengalami reinfeksi, serta lansia dan anak-anak.
Dari sebanyak 474 sampel virus korona hasil WGS yang dikirimkan Indonesia kepada platform data virus influenza internasional (GISAID) sampai 4 Maret 2021, 51 sampel di antaranya disumbang oleh pokjanya.
"Dari 474 sampel itu juga yang kemudian ditemukan dua sampel di Karawang yang mengandung varian Inggris (B117)," jelasnya.
Ia menambahkan adanya varian B117 tak perlu ditanggapi berlebihan, sebab hal itu sebuah keniscayaan. Meski dinyatakan memiliki daya tular 70 persen lebih tinggi, ia berharap masyarakat tidak terlalu khawatir karena B117 belum terbukti memengaruhi derajat keparahan pada pasien covid-19.
"Yang jelas tetap lakukan protokol 5M (mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas), selama ini kan itu cukup efektif," imbuh dia.
Yogyakarta: Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Gunadi, menyebutkan sebagian besar kasus mutasi covid-19 di Indonesia didominasi
varian D614G.
Hal itu berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 51 sampel pasien covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah bagian selatan pada Februari 2021.
"D614G ini masih mendominasi 92 persen virus penyebab covid-19 di dunia, (bahkan Indonesia)," kata Gunadi di Yogyakarta, Sabtu, 6 Maret 2021.
Baca juga:
AHY Diminta Pecat Kader Demokrat Maluku Utara yang Ikut KLB
Menurut dia, varian D614G tidak berpengaruh pada kondisi pasien, termasuk berstatus orang tanpa gejala (OTG). Di sisi lain, ia menilai, mutasi virus menjadi hal biasa bila berkaca dari jenis-jenis virus lain.
Gunadi mengungkapkan, sejumlah varian hasil mutasi covid-19 tersebar di beberapa negara, seperto di Afrika Selatan, Brasil, hingga Rusia. Sementara, varian baru covid-19 dari Inggris, B117, belum ditemukan di DIY maupun Jawa Tengah bagian selatan.
"Sampai 51 sampel yang kami laksanakan pemeriksaan whole genom sequencing (WGS) virus SARS-CoV-2 (penyebab covid-19) dari dua daerah tadi belum ada mutasi dengan varian B117," terang dia.
Menurut Gunadi, pemeriksaan sampel dengan metode whole genom sequencing (WGS) atau pengurutan keseluruhan genom dari virus SARS-CoV-2 memang rutin dilakukan untuk wilayah DIY dan Jateng bagian selatan, berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI.