Penanam Ganja di TN Gunung Leuser Terancam Hukuman Mati
Antara • 08 Februari 2022 23:08
Yogyakarta: Tersangka penanam sekaligus pemilik ladang ganja seluas 2 hektare di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, berinisial AGM terancam hukuman mati.
"Yang (terancam) hukuman mati hanya penanam, AGM. Kalau yang lain hanya mengedarkan," kata Direktur Direktorat Reserse Narkoba Polda DIY Kombes Adhi Joyokusumo, di Yogyakarta, Selasa, 8 Februari 2022.
AGM merupakan satu dari tujuh tersangka yang ditangkap Ditresnarkoba Polda DIY dalam rangkaian pengungkapan jaringan pengedar ganja Aceh, Medan, Bandung, Bogor, dan Yogyakarta.
AGM ditangkap di kediamannya, Aceh Tamiang, Aceh, pada 30 Januari 2022, polisi menyita barang bukti ganja seberat 80 kilogram.
Baca juga: Kasus Covid-19 Saat Ini Disebut Lebih Tinggi Ketimbang pada Juli 2021
Setelah menginterogasi AGM, polisi mendapatkan informasi mengenai ladang ganja di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Gayo Lues, Aceh.
Pada 3 Februari 2022, sebanyak 16 personel Polda DIY yang dibantu 11 personel Polres Gayo Lues mencari keberadaan ladang itu. Untuk sampai ke lokasi, tim harus menempuh perjalanan hingga 6 jam dengan menyeberangi sungai dan tebing.
Di ladang ganja seluas 2 hektare tersebut ditemukan 20.000 pohon ganja setinggi 1,5—2 meter dengan berat total sekitar 2 ton atau 2.000 kg. Nilai ekonomi puluhan ribu pohon ganja yang ditanam di ladang itu diperkirakan sebesar Rp14 miliar.
AGM, menurut dia, merupakan penanam sekaligus pemilik pohon ganja. Di lahan itu, dia menanam, memelihara, serta memupuk tanaman terlarang itu.
"Itu memang menjadi mata pencaharian pelaku. Saat butuh uang, dia memanen, lalu dibawa turun," kata dia.
Adhi menduga AGM mengelola ladang ganja itu bersama teman-temannya. Sebelum diedarkan, mereka mengemas daun ganja yang telah dipanen dan dikeringkan di sejumlah gubuk di ladang tersebut.
"Para pelaku mengemas semua ganja di gubuk-gubuk yang ada di ladang. Jadi, mereka membawa turun ganja dalam bentuk kemasan," ujarnya.
Di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, masyarakat di sekitarnya menggunakan lahan untuk menanam palawija.
"Kami masih mempelajari lagi teman-temannya siapa saja, lingkarannya (AGM) siapa saja," kata dia.
Baca juga: 3 DPO Pembakaran Karaoke di Sorong Dibekuk
Berdasarkan informasi dari Polres Gayo Lues, Aceh, kata Adhi, ada beberapa kelompok masyarakat di wilayah itu yang hingga kini masih memiliki usaha berladang ganja.
Meski di wilayah itu sudah pernah dicanangkan program menanam sere untuk mengubah kebiasaan menanam ganja, masyarakat tidak menjalankan karena nilai jualnya rendah dibandingkan ganja.
"Pemasarannya (skala) nasional selalu dari Aceh turun ke Medan. Ada yang turun di Sumsel, ada yang turun di Lampung, ada yang di Jakarta," kata Adhi.
Sebelum menangkap AGM, polisi lebih dahulu meringkus enam pengedar dan konsumen ganja berinisial DD (18), RD (24), BM (19), MA (51), AS (38), dan JU (34).
Pada Desember 2021, Polda DIY menangkap DD (18), RD (24) dan BM (19) di Condong Catur, Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Dari DD polisi menyita ganja seberat 2,1 kg; RD 3,5 kg; dan BM 1,79 kg.
Dari ketiga tersangka itu, polisi mendapatkan informasi bahwa ganja tersebut diperoleh dari JU yang berada di Deli Serdang, Medan.
Sebelum ke Yogyakarta, tersangka RD sempat menjual kepada MA (51) di Bandung sebanyak 2,4 kg ganja dan kepada AS (38) di Bogor sebanyak 1 kg. Baik MA maupun AS telah diringkus Tim Polda DIY pada Desember 2021.
Di Deli Serdang, petugas Ditresnarkoba Polda DIY menangkap JU (34) dengan menyita barang bukti seberat 1,5 kg ganja kering.
"JU kami interogasi dia mengaku mendapatkan barang dari AGM," ucap Adhi.
Kecuali AGM, imbuh Adhi, para tersangka dijerat dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 tahun dan maksimal 20 tahun penjara.
"Kalau yang lainnya itu ancaman hukumannya seumur hidup semua," jelasnya.
Adhi menduga AGM mengelola ladang ganja itu bersama teman-temannya. Sebelum diedarkan, mereka mengemas daun ganja yang telah dipanen dan dikeringkan di sejumlah gubuk di ladang tersebut.
"Para pelaku mengemas semua ganja di gubuk-gubuk yang ada di ladang. Jadi, mereka membawa turun ganja dalam bentuk kemasan," ujarnya.
Di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, masyarakat di sekitarnya menggunakan lahan untuk menanam palawija.
"Kami masih mempelajari lagi teman-temannya siapa saja, lingkarannya (AGM) siapa saja," kata dia.
Baca juga:
3 DPO Pembakaran Karaoke di Sorong Dibekuk
Berdasarkan informasi dari Polres Gayo Lues, Aceh, kata Adhi, ada beberapa kelompok masyarakat di wilayah itu yang hingga kini masih memiliki usaha berladang ganja.
Meski di wilayah itu sudah pernah dicanangkan program menanam sere untuk mengubah kebiasaan menanam ganja, masyarakat tidak menjalankan karena nilai jualnya rendah dibandingkan ganja.
"Pemasarannya (skala) nasional selalu dari Aceh turun ke Medan. Ada yang turun di Sumsel, ada yang turun di Lampung, ada yang di Jakarta," kata Adhi.
Sebelum menangkap AGM, polisi lebih dahulu meringkus enam pengedar dan konsumen ganja berinisial DD (18), RD (24), BM (19), MA (51), AS (38), dan JU (34).
Pada Desember 2021, Polda DIY menangkap DD (18), RD (24) dan BM (19) di Condong Catur, Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Dari DD polisi menyita ganja seberat 2,1 kg; RD 3,5 kg; dan BM 1,79 kg.