Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Eko Cahyo Puspeno, mengatakan penetapan status tanggap darurat lantaran penyebaran kasus DBD kian tak terkendali. Angka kasus terus meningkat tiap hari dan jumlah pasien DBD di rumah sakit dan Puskesmas membeludak.
"Ya tentu karena peningkatan kasus dan kematian yang signifikan, rumah sakit penuh, puskesmas ya penuh, sehingga harus bergerak semua," ujar Eko, Rabu, 28 Februari 2024.
| Baca juga: Pasien DBD Membeludak, RSUD Kartini Tambah Ruangan Rawat Pasien |
Guna menanggulangi kasus DBD yang terus meningkat, Pemerintah Kabupaten Jepara mengajak semua pihak untuk melakukan pencegahan. Serta menyiapkan obat-obatan dan cairan untuk menangani pasien dan memberantas sarang nyamuk.
"Menyiagakan fasilitas layanan kesehatan menangani pasien, menyediakan tenaga berkompeten," kata Eko.
Saat ini obat-obatan seperti abate telah didistribusikan ke Puskesmas-puskesmas. Selanjutnya, Puskesmas yang akan menyalurkan ke masyarakat. Namun, pembagian abate tidak untuk seluruh masyarakat.
"Abate, ya cukup kita sudah distribusi ke Puskesmas. (Abate) fungsinya untuk membunuh jentik di tempat-tempat yang sulit dijangkau, seperti tempat penampungan air yang letaknya di atas dan tempat wudu musala yang terbuka. Kalau (tempat air) bisa dikuras, ya dikuras (tidak diberi abate)" terang Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id