Bandung: Bio Farma sebagai induk Holding BUMN Farmasi, memberikan penjelasan mengenai struktur harga tes PCR, setelah penetapan harga baru pelayanan PCR dari pemerintah. Bio Farman menyebut Rp90 ribu merupakan harga untuk Reagent Kit PCR saja.
Reagent Kit PCR merupakan salah satu komponen utama dalam diganostik kit PCR tes. Reagen kit PCR adalah cairan yang digunakan untuk mendukung pengujian tes PCR swab maupun alternatif gargle PCR. Reagent biasanya ditambahkan untuk melihat reaksi kimia, salah satunya dalam diagnosis infeksi covid-19.
"Yang dimaksud dengan harga Rp90 ribu, adalah harga Reagen Test Kit PCR-nya, bukan tarif layanan PCR secara keseluruhan," kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, dalam siaran pers yang diterima Medcom.id, Rabu, 11 November 2021.
Ia menuturkan, kontribusi produk Bio Farma dalam tes PCR seperti mBioCov-19 dan BioVTM/Biosaliva hanya berkisar 34 persen dari seluruh komponen pelayanan pemeriksaan PCR. Sedangkan komponen lainnya, kata dia, di luar kendali Bio Farma.
Baca: Harga PCR Masih Memungkinkan Turun Lagi, Bisa di Bawah Rp200 Ribu
Sebagai informasi, harga e-katalog yang masih tayang saat ini untuk Reagen Kit PCR adalah Rp193 ribu termasuk PPN, yang tayang sejak Februari 2021. Kini, sedang dalam proses pengajuan harga baru menjadi Rp89.100 termasuk PPN.
Kebijakan dan penetapan tarif pemeriksaan PCR adalah kewenangan dari Kementerian Kesehatan. Hingga kini dengan harga Reagen sebesar Rp90 ribu, maka harga tarif layanan PCR di Bio Farma menjadi sekitar Rp275 ribu.
Namun struktur harga ini bisa berbeda-beda tergantung pada masing-masing laboratorium. Sebab, ungkap dia, ada beberapa komponen lainnya yang memengaruhi harga seperti RNA kit ekstraksi, Bahan Material Habis Pakai (BMHP), Alat Pelindung Diri (APD), biaya operasional maupun layanan dari laboratorium.
"Grup Holding BUMN Farmasi selalu mengikuti arahan dan mendukung upaya pemerintah dengan segera menetapkan harga layanan tes swab PCR sebesar Rp275 ribu untuk pulau jawa dan Rp300 ribu di luar pulau Jawa," imbuhnya.
Intinya, sambung Honesty, Holding BUMN Farmasi sangat mendukung kebijakan pemerintah, dalam penetapan harga PCR. Pihaknya berkomitmen untuk mendukung program pemerintah,sehingga masyarakat bisa mendapatkan pengetesan yang berkualitas dengan harga terjangkau.
Dia menerangkan, Bio Farma sudah berinovasi dengan membuat Reagen kit PCR secara mandiri sejak Agustus 2020. Dengan beberapa upaya efisiensi dan peningkatan kapasitas produksi, melalui optimalisasi fasilitas produksi eks flu burung.
Dari kapasitas awal sebanyak 1,2 juta tes (satuan dari reagan) per bulan, menjadi 2 juta tes per bulan pada Agustus 2021. Peningkatan kapasitas ini, jelas Honesti, merupakan salah satu faktor utama yang dapat menurunkan harga reagen Bio Farma dari harga Rp250 ribu menjadi Rp113.636.
Baca: Legislator Ramai-ramai Kritik Harga PCR
Tak hanya itu, upaya optimalisasi fasilitas produksi terus dilakukan. Dari hasil optimalisasi dapat meningkat hingga mencapai 5 juta tes per bulan pada Oktober 2021.
Hal tersebut, kata dia, dapat memengaruhi harga reagen Bio Farma dari Rp 113.636 pada Agustus 2021, menjadi Rp90 ribu pada Oktober 2021, diiringi dengan harapan bahwa permintaan juga akan meningkat.
"Harapannya dengan meningkatnya permintaan, kita bisa meningkatkan kapasitas produksi dan upaya-upaya efisiensi yang dapat dilakukan di masa yang akan datang," tutur Honesti.
Bandung: Bio Farma sebagai induk Holding BUMN Farmasi, memberikan penjelasan mengenai struktur harga tes PCR, setelah penetapan harga baru pelayanan PCR dari pemerintah. Bio Farman menyebut Rp90 ribu merupakan harga untuk Reagent Kit PCR saja.
Reagent Kit PCR merupakan salah satu komponen utama dalam diganostik kit PCR tes. Reagen kit PCR adalah cairan yang digunakan untuk mendukung pengujian tes PCR swab maupun alternatif gargle PCR. Reagent biasanya ditambahkan untuk melihat reaksi kimia, salah satunya dalam diagnosis infeksi covid-19.
"Yang dimaksud dengan harga Rp90 ribu, adalah harga Reagen Test Kit PCR-nya, bukan tarif layanan PCR secara keseluruhan," kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, dalam siaran pers yang diterima Medcom.id, Rabu, 11 November 2021.
Ia menuturkan, kontribusi produk Bio Farma dalam tes PCR seperti mBioCov-19 dan BioVTM/Biosaliva hanya berkisar 34 persen dari seluruh komponen pelayanan pemeriksaan PCR. Sedangkan komponen lainnya, kata dia, di luar kendali Bio Farma.
Baca: Harga PCR Masih Memungkinkan Turun Lagi, Bisa di Bawah Rp200 Ribu
Sebagai informasi, harga e-katalog yang masih tayang saat ini untuk Reagen Kit PCR adalah Rp193 ribu termasuk PPN, yang tayang sejak Februari 2021. Kini, sedang dalam proses pengajuan harga baru menjadi Rp89.100 termasuk PPN.
Kebijakan dan penetapan tarif pemeriksaan PCR adalah kewenangan dari Kementerian Kesehatan. Hingga kini dengan harga Reagen sebesar Rp90 ribu, maka harga tarif layanan PCR di Bio Farma menjadi sekitar Rp275 ribu.
Namun struktur harga ini bisa berbeda-beda tergantung pada masing-masing laboratorium. Sebab, ungkap dia, ada beberapa komponen lainnya yang memengaruhi harga seperti RNA kit ekstraksi, Bahan Material Habis Pakai (BMHP), Alat Pelindung Diri (APD), biaya operasional maupun layanan dari laboratorium.
"Grup Holding BUMN Farmasi selalu mengikuti arahan dan mendukung upaya pemerintah dengan segera menetapkan harga layanan tes swab PCR sebesar Rp275 ribu untuk pulau jawa dan Rp300 ribu di luar pulau Jawa," imbuhnya.