Peletakan batu pertama pembangunan Sumatran Rhino Sanctuary (SRS) atau Suaka Badak Sumatera di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh. Foto: Medcom.id/Fajri Fatmawati
Peletakan batu pertama pembangunan Sumatran Rhino Sanctuary (SRS) atau Suaka Badak Sumatera di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh. Foto: Medcom.id/Fajri Fatmawati

Pembangunan Suaka Badak Dimulai di Aceh

Fajri Fatmawati • 12 November 2021 10:09

Sebagaimana diamanatkan pada Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, serta pasal 3 Qanun Aceh Nomor 11 tahun 2019 tentang Pengelolaan Satwa Liar.
 
Pembangunan SRS dilaksanakan oleh Konsorsium Badak Utara yang terdiri dari Forum Konservasi Leuser (FKL), Aliansi Lestari Rimba (ALerT), Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala dan Fakultas Kedokteran Hewan IPB University, dengan dukungan dari TFCA-Sumatra serta dari Bupati Aceh Timur dan Steering Committee yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal KSDAE Nomor:SK.95/KSDAE/KKH/KSA.2/5/2021. 
 
"Kelancaran dan keberhasilan proses pembangunan SRS di Kabupaten Aceh Timur didasarkan atas konsistensi komitmen serta dukungan dari semua pihak. Kendala-kendala dalam proses pembangunan SRS ke depan diharapkan dapat diatasi dengan kebersamaan dan musyawarah semua pihak," jelasnya.

Bupati Aceh Timur, Teungku Hasballah M. Thaib, mengatakan sangat mendukung pembangunan SRS tersebut.
 
"Izin lokasi dan lokasinya semua kita dukung penuh, pada awalnya masyarakat disini juga tidak memahami semua persoalan yang ingin melakukan pembangunan suaka badak. Ketika kita jelaskan maka masyarakat juga memahami," katanya.
 
Dia menjelaskan, dari lahan HPL, yang pertama HGO Aceh Timur sebagian dimasukkan ke wilayah lokasi pembangunan SRS dan juga lahan HPL yang mati atau kosong juga dimasukkan ke lokasi pembangunan tersebut.
 
"Karena kita tidak boleh ganggu hutan. Hutan di Aceh Timur mempunyai kurang lebih 7.300 hektare, makanya upaya ini mengapa kami dukung penuh, kami ingin masyarakat yg ada di Simpang Jernih ekonominya bangkit dengan kehadiran suaka badak dan satwa yang ada disini juga selamat," ungkapnya.
 
Dia menuturkan, Pemerintah Daerah Aceh Timur akan berjuang penuh agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan satwa, agar ekonomi jalan, satwa selamat, dan hutan juga selamat. 
 
"Maka dari itu kami selaku kepala daerah sangat mendukung program ini demi sukses Aceh Timur. Ke depan wisatawan pasti hadir jadi masyarakat di sini bisa nanam durian, apalagi durian di sini sudah banyak. Kopi juga sudah ada di sini, mungkin dengan kehadiran dsini bisa ada pengembangan yang luar biasa, yang kami lihat efeknya dikemudian hari, insyaallah," tuturnya.
 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan