Turis asing menggoreskan malam untuk membatik saat berkunjung ke Dusun Karang Kulon, Kabupaten Bantul, pada 2018 lalu. Foto: Medcom.id-Mustaqim
Turis asing menggoreskan malam untuk membatik saat berkunjung ke Dusun Karang Kulon, Kabupaten Bantul, pada 2018 lalu. Foto: Medcom.id-Mustaqim

Kombinasi Batik dan Kopi Bangkitkan Ekonomi

Ahmad Mustaqim • 02 Oktober 2020 08:51

Tatang menjualnya secara daring. Meskipun, ia mengakui, usahanya tetap terdampak pandemi covid-19. Ia memperkirakan, penurunan pendapatannya berkisar 50 persen.
 
"Dulu banyak tamu (konsumen) datang, tapi saat ini tidak ada. Pembeli hanya dari online," ungkapnya.
 
Kini, usaha batik Leksa Ganesha tetap memiliki pesanan regular dan non regular. Pesanan reguler itu sekitar 20 kain per bulan. Sementara, non reguler bisa menjual 40 potong kaos batik dan 10 potong celana batik per bulan.

Meski pendapatan usaha menurun, Tatang tak melupakan hak 12 pekerjanya. Mereka tetap digaji, mendapat bantuan pembayaran BPJS, dan tunjangan hari raya (THR) utuh tanpa potongan.
 
"Sebagai pelaku usaha, kami harap pemerintah mendorong kelas menengah ke atas membeli produk UMKM. Dengan begitu, rantai produksi pelaku usaha akan tetap jalan," tuturnya.  
 
Baca: ASN Kemendes Diwajibkan Mengenakan Batik Selama Sebulan
 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan