Turis asing menggoreskan malam untuk membatik saat berkunjung ke Dusun Karang Kulon, Kabupaten Bantul, pada 2018 lalu. Foto: Medcom.id-Mustaqim
Turis asing menggoreskan malam untuk membatik saat berkunjung ke Dusun Karang Kulon, Kabupaten Bantul, pada 2018 lalu. Foto: Medcom.id-Mustaqim

Kombinasi Batik dan Kopi Bangkitkan Ekonomi

Ahmad Mustaqim • 02 Oktober 2020 08:51
Yogyakarta: Pemilik Galeri Batik Leksa Ganesha, di Dusun Tembi, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Tatang Elmy Wibowo, mengalami penurunan omzet akibat pandemi covid-19. Tatang mencoba berinovasi untuk tetap bertahan.
 
Salah satu inovasi yang dilakukan yakni mengubah pola produksi dan penjualan. Semula, produksi batik dilakukan dengan metode lukis. Akibat pandemi, produksi batik dijalankan berdasarkan pesanan.
 
"Produksi kami sesuaikan dengan permintaan pasar. Kalau dulu metode lukis, sekarang produksi dilakukan untuk produk kaos dan celana batik," ujar Tatang, kepada Medcom.id, Kamis, 1 Oktober 2020.

Kombinasi Batik dan Kopi Bangkitkan Ekonomi
Tempat produksi batik Leksa Ganesha. Foto: Dokumentasi Tatang Elmy. 
 
Tatang mengombinasikan pesanan dengan bekerja sama petani kopi. Produk kopi didapat dari petani di lereng lima gunung, seperti Gunung Ijen, Merapi, Slamet, dan Kerinci. Setiap membeli kaos atau celana batik, bisa mendapatkan kopi yang diambil langsung dari kelompok petani.
 
"Jadi penjualan produk batik kita kombinasikan dengan produk kopi. Kami ambil kopi langsung dari petaninya lewat jaringan Mapala (mahasiswa pecinta alam),” kata dia.
 
Baca: Malangnya Nasib Perajin Batik di Malang Gara-gara Covid-19
 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan