Cianjur: Perusahaan Umum Daerah Air ( Perumdam Tirta Mukti berencana mereklamasi sejumlah lahan bekas galian C di wilayah Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang sudah tak produktif untuk dijadikan danau buatan.
Direktur Utama Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur, Budi Karyawan, mengatakan lahan-lahan bekas galian C yang sudah tak produktif perlu pemanfaatan. Lahan-lahan itu bisa dimanfaatkan untuk menampung sumber air.
"Survei kami di lapangan, masih ada lahan-lahan bekas galian yang tidak terabaikan. Ini sebetulnya bisa dimanfaatkan membuat semacam danau yang nanti digunakan sebagai sumber air," terang Budi, Minggu, 8 November 2020.
Baca juga: Belitung Timur Tanpa Penambahan Kasus Covid-19
Hasil pemetaan, kata Budi, terdapat sekitar 60 hektare lahan bekas galian yang tidak termanfaatkan. Kecamatan Gekbrong yang notabene berada di dataran cukup tinggi, sangat mendukung pendistribusian air dengan sistem gravitasi.
"Tahun depan kami rencanakan membuat feasibility study terhadap wacana mereklamasi lahan bekas galian di Kecamatan Gekbrong. Kita akan kaji dan analisis lebih mendetail," jelas Budi.
Jika wacana itu terealisasi, lanjut Budi, terdapat 12 kecamatan yang akan mendapatkan distribusi air bersih bersumber dari danau buatan di lahan eks galian. Ke-12 kecamatan itu yakni Gekbrong, Warungkondang, Cilaku, Cibeber, Cianjur, Karangtengah, Ciranjang, Sukaluyu, Bojongpicung, Haurwangi, Mande, dan Cikalongkulon.
"Masalah akses air bersih ini harus dipikirkan dari sekarang. Betul sekarang masih tersedia, tapi kita harus visioner ke depan. Bagaimana anak-cucu kita 25 tahun ke depan, apakah masih bisa mengonsumsi air bersih," tegasnya.
Sayangnya, kata dia, selama ini ketersediaan air bersih jarang mendapat porsi. Ia mencontohkan setiap kali kegiatan reses anggota DPRD penyerapan aspirasinya lebih banyak soal infrastruktur jalan.
"Padahal, air bersih juga merupakan kebutuhan infrastruktur yang menjadi hal utama bagi masyarakat. Mungkin masyarakat berpikirnya saat ini masih tersedia pasokan air bagi mereka. Tapi harus dipikirkan juga bagaimana kondisinya beberapa tahun ke depan," ucap Budi.
Akses sambungan air bersih di bawah Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur juga masih relatif kecil. Berdasarkan penghitungan, jumlah pelanggan sambungan air bersih masih di bawah 13 persen atau sekitar 50 ribuan dari jumlah penduduk yang tersebar di 11 kantor cabang.
Baca juga: Pjs Gubernur Kepri Sebut Tiga Skenario Berakhirnya Covid-19
"Makanya tahun depan kita rencanakan menggratiskan pemasangan sambungan air bersih bagi lima ribu MBR (masyarakat berpenghasilan rendah)," bebernya.
Sebagai salah satu BUMD, ujar Budi, Perumdam Tirta Mukti tentu dituntut harus berinovasi. Baginya, bekerja bukan hanya sekadar menerima hak dan menjalankan kewajiban, tetapi dituntut selalu menciptakan ide dan gagasan baru.
"Pada prinsipnya, sebagai pelayan masyarakat, kita berikan yang terbaik kepada mereka (masyarakat). Tanpa inovasi, sulit untuk berkembang," jelasnya. (Benny Bastiandi)
Cianjur: Perusahaan Umum Daerah Air ( Perumdam Tirta Mukti berencana mereklamasi sejumlah lahan
bekas galian C di wilayah Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang sudah tak produktif untuk dijadikan danau buatan.
Direktur Utama Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur, Budi Karyawan, mengatakan lahan-lahan bekas galian C yang sudah tak produktif perlu pemanfaatan. Lahan-lahan itu bisa dimanfaatkan untuk menampung sumber air.
"Survei kami di lapangan, masih ada lahan-lahan bekas galian yang tidak terabaikan. Ini sebetulnya bisa dimanfaatkan membuat semacam danau yang nanti digunakan sebagai sumber air," terang Budi, Minggu, 8 November 2020.
Baca juga:
Belitung Timur Tanpa Penambahan Kasus Covid-19
Hasil pemetaan, kata Budi, terdapat sekitar 60 hektare lahan bekas galian yang tidak termanfaatkan. Kecamatan Gekbrong yang notabene berada di dataran cukup tinggi, sangat mendukung pendistribusian air dengan sistem gravitasi.
"Tahun depan kami rencanakan membuat
feasibility study terhadap wacana mereklamasi lahan bekas galian di Kecamatan Gekbrong. Kita akan kaji dan analisis lebih mendetail," jelas Budi.
Jika wacana itu terealisasi, lanjut Budi, terdapat 12 kecamatan yang akan mendapatkan distribusi air bersih bersumber dari danau buatan di lahan eks galian. Ke-12 kecamatan itu yakni Gekbrong, Warungkondang, Cilaku, Cibeber, Cianjur, Karangtengah, Ciranjang, Sukaluyu, Bojongpicung, Haurwangi, Mande, dan Cikalongkulon.
"Masalah akses air bersih ini harus dipikirkan dari sekarang. Betul sekarang masih tersedia, tapi kita harus visioner ke depan. Bagaimana anak-cucu kita 25 tahun ke depan, apakah masih bisa mengonsumsi air bersih," tegasnya.
Sayangnya, kata dia, selama ini ketersediaan air bersih jarang mendapat porsi. Ia mencontohkan setiap kali kegiatan reses anggota DPRD penyerapan aspirasinya lebih banyak soal infrastruktur jalan.
"Padahal, air bersih juga merupakan kebutuhan infrastruktur yang menjadi hal utama bagi masyarakat. Mungkin masyarakat berpikirnya saat ini masih tersedia pasokan air bagi mereka. Tapi harus dipikirkan juga bagaimana kondisinya beberapa tahun ke depan," ucap Budi.
Akses sambungan air bersih di bawah Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur juga masih relatif kecil. Berdasarkan penghitungan, jumlah pelanggan sambungan air bersih masih di bawah 13 persen atau sekitar 50 ribuan dari jumlah penduduk yang tersebar di 11 kantor cabang.
Baca juga:
Pjs Gubernur Kepri Sebut Tiga Skenario Berakhirnya Covid-19
"Makanya tahun depan kita rencanakan menggratiskan pemasangan sambungan air bersih bagi lima ribu MBR (masyarakat berpenghasilan rendah)," bebernya.
Sebagai salah satu BUMD, ujar Budi, Perumdam Tirta Mukti tentu dituntut harus berinovasi. Baginya, bekerja bukan hanya sekadar menerima hak dan menjalankan kewajiban, tetapi dituntut selalu menciptakan ide dan gagasan baru.
"Pada prinsipnya, sebagai pelayan masyarakat, kita berikan yang terbaik kepada mereka (masyarakat). Tanpa inovasi, sulit untuk berkembang," jelasnya. (Benny Bastiandi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)