Kudus: Cekcok antar-tetangga gegara tanam pohon, membuat Sutikah, 55, warga Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tak bisa keluar masuk rumah. Lantaran jalan satu-satunya masuk kerumahnya tertutup tembok setinggi 2,5 meter.
Tembok setinggi 2,5 meter dan panjang 9 meter menutup rumah milik Sutikah. Rumah yang tampak dari batu bata merah dan berlantai tanah tersebut, berada di belakang rumah megah. Jalan satu-satunya hanya dari sisi utara rumah Sutikah dengan melewati jalan milik tetangga.
Hanya terlihat atap rumah, untuk melihat kondisi rumah hanya dapat di akses melalui tangga kayu dengan celah sempit. Serta tampak kondisi rumah sudah terkunci dan teras terlihat berantakan.
Pembuat tembok ialah Sunarsih, 62, tetangga yang berada di sisi utara rumah Sutikah. Pasca-penutupan rumah dengan tembok sejak dua hari terakhir, kini Sutikah terpaksa tidur di rumah saudara yang masih dalam satu Desa Mejobo.
Baca juga: Pria di Kediri Ngamuk Bacok Orang Tua dan Tetangga sampai Tewas
Sutikah mengaku sudah berupaya meminta jalan kepada Pemerintah Desa agar dapat dibantu. Sebab karena penembokan itu dirinya tak bisa masuk ke rumah.
"Mau minta tolong sama siapa, saya sudah laporan Pak Inggi (Kepala Desa) agar dapat dibantu. Engak bisa masuk, kemarin-kemarin ya masih bisa lewat. Tapi sekarang tidak bisa," kata Sutikah di lokasi.
Sutikah sendiri merasa kecewa dengan penutupsn satu-satunya akses jalan itu. Menurutnya meski memang tak ada kesepakatan dan berada di tanah milik keluarga Sunarsih, jalan itu ada sejak puluhan tahun lalu.
Sutikah mengakui kesalahan dalam perselisihan yang sebelumnya terjadi dan siap minta maaf kepada keluarga Sunarsih. Agar bisa kembali mendapatkan akses jalan dan bisa keluar masuk rumah.
Sutikah menceritakan selama ini tinggal bersama dua anaknya dan satu cucu di rumah sederhana tersebut. Pasca-penutupan itu, kini Sutikah bersama anaknya sudah meninggalkan rumah dengan kondisi memprihatinkan.
Sementara Sunarsih saat ditemui awak media mengaku sengaja membangun tembok sejak dua pekan lalu. Menurutnya hal tersebut dilakukan lantaran Sutikah dinilai memiliki perilaku yang tidak baik dengan dirinya maupun para tetangga.
Sebelumnya, ujar Sunarsih, sempat terjadi perselisihan lantaran Sutikah menanam pohon di lokasi tersebut.
"Sebelum saya bangun tembok itu saya tanami pohon kelapa. Saya selalu disalahkan karena tanaman itu dianggap meganggu genting Sunarsih. Padahal pohonnya tidak tinggi. Terus dia tanam pohon bambu di pojokan situ, saya ingatkan terus cek-cok," ungkap Sunarsih.
Baca juga: Rimbo Kejahatan Kabupaten Pasaman Barat Longsor Lagi
Menurut Sunarsih selain persoalan itu, keluarga Sutikah juga dianggap kerap mengeluarkan kata-kata yang menyinggung dan menyakiti hati keluarga Sunarsih. Di antaranya seperti menyumpahi suami Sunarsih yang meninggal masuk neraka.
"Semula masih sabar, tapi lama-lama habis. Toh kami membangun tembok itu di tanah kami sendiri," tambahnya.
Sutinah menyadari selama ini Sutikah untuk keluar masuk melewati depan rumahnya yang bukan jalan. Namun pihaknya membiarkan saja untuk dilewati karena akses satu-satunya menuju rumah Sutikah tinggal bersama keluarga.
"Karena enggak ada itikad baik, sudah cukup lama juga (cekcok)," ujarnya.
Pasca-adanya laporan perihal perselisihan antarwarga, Camat Mejobo Fitriyanto, mendatangi lokasi berupaya menyelesaikan persoalan itu. Rencanya dalam waktu dekat Pemerintah Kecamatan Mejobo berupaya melakukan mediasi kedua belah pihak.
"Ini ada unsur persoalan pribadi. Sehingga kami mediasi kedua belah pihak," ungkap Fitriyanto saat meninjau lokasi, Senin, 7 Maret 2022.
"Supaya permasalahan kedua belah pihak dapat diselesaikan dan Sutikah dapat memiliki akses untuk keluar masuk rumahnya seperti biasa. Sehingga nantinya ada solusi akses jalan masuk ke rumah Bu Sutikah dengan dibuatkan pintu dan kedua keluarga bisa bertetangga dengan baik," terangnya.
Kudus: Cekcok antar-tetangga gegara tanam pohon, membuat Sutikah, 55, warga Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah,
tak bisa keluar masuk rumah. Lantaran jalan satu-satunya masuk kerumahnya tertutup tembok setinggi 2,5 meter.
Tembok setinggi 2,5 meter dan panjang 9 meter menutup rumah milik Sutikah. Rumah yang tampak dari batu bata merah dan berlantai tanah tersebut, berada di belakang rumah megah. Jalan satu-satunya hanya dari sisi utara rumah Sutikah dengan melewati jalan milik tetangga.
Hanya terlihat atap rumah, untuk melihat kondisi rumah hanya dapat di akses melalui tangga kayu dengan celah sempit. Serta tampak kondisi rumah sudah terkunci dan teras terlihat berantakan.
Pembuat tembok ialah Sunarsih, 62, tetangga yang berada di sisi utara rumah Sutikah. Pasca-penutupan rumah dengan tembok sejak dua hari terakhir, kini Sutikah terpaksa tidur di rumah saudara yang masih dalam satu Desa Mejobo.
Baca juga:
Pria di Kediri Ngamuk Bacok Orang Tua dan Tetangga sampai Tewas
Sutikah mengaku sudah berupaya meminta jalan kepada Pemerintah Desa agar dapat dibantu. Sebab karena penembokan itu dirinya tak bisa masuk ke rumah.
"Mau minta tolong sama siapa, saya sudah laporan Pak Inggi (Kepala Desa) agar dapat dibantu. Engak bisa masuk, kemarin-kemarin ya masih bisa lewat. Tapi sekarang tidak bisa," kata Sutikah di lokasi.
Sutikah sendiri merasa kecewa dengan penutupsn satu-satunya akses jalan itu. Menurutnya meski memang tak ada kesepakatan dan berada di tanah milik keluarga Sunarsih, jalan itu ada sejak puluhan tahun lalu.
Sutikah mengakui kesalahan dalam perselisihan yang sebelumnya terjadi dan siap minta maaf kepada keluarga Sunarsih. Agar bisa kembali mendapatkan akses jalan dan bisa keluar masuk rumah.
Sutikah menceritakan selama ini tinggal bersama dua anaknya dan satu cucu di rumah sederhana tersebut. Pasca-penutupan itu, kini Sutikah bersama anaknya sudah meninggalkan rumah dengan kondisi memprihatinkan.
Sementara Sunarsih saat ditemui awak media mengaku sengaja membangun tembok sejak dua pekan lalu. Menurutnya hal tersebut dilakukan lantaran Sutikah dinilai memiliki perilaku yang tidak baik dengan dirinya maupun para tetangga.
Sebelumnya, ujar Sunarsih, sempat terjadi perselisihan lantaran Sutikah menanam pohon di lokasi tersebut.
"Sebelum saya bangun tembok itu saya tanami pohon kelapa. Saya selalu disalahkan karena tanaman itu dianggap meganggu genting Sunarsih. Padahal pohonnya tidak tinggi. Terus dia tanam pohon bambu di pojokan situ, saya ingatkan terus cek-cok," ungkap Sunarsih.
Baca juga:
Rimbo Kejahatan Kabupaten Pasaman Barat Longsor Lagi
Menurut Sunarsih selain persoalan itu, keluarga Sutikah juga dianggap kerap mengeluarkan kata-kata yang menyinggung dan menyakiti hati keluarga Sunarsih. Di antaranya seperti menyumpahi suami Sunarsih yang meninggal masuk neraka.
"Semula masih sabar, tapi lama-lama habis. Toh kami membangun tembok itu di tanah kami sendiri," tambahnya.
Sutinah menyadari selama ini Sutikah untuk keluar masuk melewati depan rumahnya yang bukan jalan. Namun pihaknya membiarkan saja untuk dilewati karena akses satu-satunya menuju rumah Sutikah tinggal bersama keluarga.
"Karena enggak ada itikad baik, sudah cukup lama juga (cekcok)," ujarnya.
Pasca-adanya laporan perihal perselisihan antarwarga, Camat Mejobo Fitriyanto, mendatangi lokasi berupaya menyelesaikan persoalan itu. Rencanya dalam waktu dekat Pemerintah Kecamatan Mejobo berupaya melakukan mediasi kedua belah pihak.
"Ini ada unsur persoalan pribadi. Sehingga kami mediasi kedua belah pihak," ungkap Fitriyanto saat meninjau lokasi, Senin, 7 Maret 2022.
"Supaya permasalahan kedua belah pihak dapat diselesaikan dan Sutikah dapat memiliki akses untuk keluar masuk rumahnya seperti biasa. Sehingga nantinya ada solusi akses jalan masuk ke rumah Bu Sutikah dengan dibuatkan pintu dan kedua keluarga bisa bertetangga dengan baik," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)