ilustrasi Medcom.id
ilustrasi Medcom.id

Pemprov Papua Diminta Buka Data Manfaat Dana Otsus

Al Abrar • 23 Oktober 2020 11:18
Jakarta: Kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) Papua telah memberi manfaat luar biasa bagi masyarakat Papua. Kebijakan yang dilaksanakan sesuai UU Nomor 21 Tahun 2001 ini dari sisi anggaran sudah mencapai Rp126 triliun. 
 
Wakil Bupati Asmat Thomas Eppe Safanpo mengatakan kebijakan itu menjadi komitmen pemerintah pusat untuk mengakselerasi pembangunan Papua, dari sisi sumber daya manusia maupun infrastruktur. 
 
Tak hanya itu, Thomas juga mencatat otsus juga memberikan dampak yang baik seperti mahasiswa Papua mendapatkan beasiswa belajar dari dana otsus. Kemudian pemuda Papua juga banyak yang berhasil masuk dinas kepolisian juga tentara, dari sisi biaya pendidikan itu dari dana otsus. 

Bahkan, berbagai lembaga adat, lembaga keagamaan di Papua sejatinya pun menikmati dana otsus. Sehingga, jika ada penolakan dari penerima dana otsus jelas tidak fair dan salah. 
 
Baca: Daerah Perlu Evaluasi Otsus Agar Menyejahterakan Masyarakat
 
Hanya saja, kata Thomas, berbagai kelebihan itu tidak disosialisasikan dengan baik oleh pemerintah provinsi. Meski masih ada kekurangan, dalam kurun waktu 20 tahun sampai saat ini, kehadiran otsus memberi manfaat yang begitu besar yang difokuskan untuk empat program prioritas. Seperti, aspek pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal itu menjadi bukti, bahwa perhatian Pemerintah Pusat ke Papua begitu besar.  
 
Karena itu, ia meminta, agar pemerintah Provinsi Papua dan dan Papua Barat, untuk lebih terbuka, sampaikan data apa saja manfaat dari dana otsus dan digunakan untuk apa saja.  
 
“Saya minta kepada pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat membuka data. Terkait tolak otsus, pemerintah daerah seolah-olah diam, membuat situasi seolah memaksa pemerintah pusat berhadapan langsung dengan masyarakat papua,” ujar Thomas, dalam diskusi webinar, Otonomi Khusus Papua Untuk Siapa?, Kamis, 22 Oktober 2020.
 
Harusnya, pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat membuka capaian yang telah dilakukan dana Otsus sejak 2002 sampai 2020. Pemerintah provinsi Papua selaku perwakilan pemerintah pusat, harus berani membuka data-data itu supaya tidak terkesan menggiring rakyat Papua melawan pemerintah Pusat. 
 
Thomas menegaskan, hal itu perlu dilakukan, supaya rakyat Papua tidak termakan dengan agitasi-agitasi politik kelompok kontra pemerintah tolak otsus. Agitasi-agitasi politik hanya bisa dilawan dengan data dan informasi yang benar yang bisa diakses oleh publik secara memadai.
 
“Banyak sekali dampak positif Otsus selama 18 tahun, misalnya banyak mahasiswa yang dibiayai dari Otsus. Banyak polisi dan tentara orang asli Papua yang direkrut jadi aparat, biaya perekrutan dan pelatihannya dibiayai oleh Otsus, ini tidak pernah dibuka kepada publik,” ujarnya. 
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan