Timika: Kapolda Papua, Irjen Paulus Waterpauw, menyebut kelompok bersenjata dan sejumlah kelompok separatis Papua Merdeka kini tengah merancang aksi besar-besaran pada 10-11 Januari 2021. Aksi yang disebut-sebut sebagai mogok sipil nasional.
Menurutnya, kejadian pembakaran pesawat MAF di Intan Jaya maupun penembakan helikopter milik PT Freeport Indonesia di Kampung Tsinga, Distrik Tembagapura, Mimika, pada Rabu, 6 Januari 2021, semuanya berkaitan.
"Dari hasil pemantauan lewat sarana yang kami punya, memang benar mereka sedang merancang aksi pada 10 dan 11 Januari ini. KKB yang juga didukung kelompok separatis lain yang di kota dan sekitarnya akan melakukan aksi," kata Waterpauw, di Timika, Jumat, 8 Januari 2021.
Baca juga: Polisi Selidiki Identitas Penumpang Pesawat MAF Dibakar di Intan Jaya
Menyikapi itu, Polda Papua bekerja sama dengan semua unsur kekuatan yang ada di wilayah itu telah mengantisipasi dengan menempatkan pasukan pada sejumlah titik-titik yang dianggap rawan.
"Antisipasi sudah kami lakukan untuk di beberapa titik, berutama di Tembagapura dan sekitarnya, dan di beberapa wilayah kita konsentrasikan kekuatan," jelasnya.
Meski begitu, dia meminta semua pihak mengantisipasi adanya gangguan kamtibmas di wilayah yang sulit dijangkau atau terisolasi dari pasukan TNI dan polisi.
"Yang perlu kita waspadai terutama di dusun-dusun, kampung dan distrik yang lokasinya sulit terjangkau karena kekuatan kami tidak bisa tergelar hingga di daerah-daerah itu," kata dia.
Ia mengimbau para pihak yang berencana untuk melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah yang sulit dan terisolasi agar berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk mendapatkan gambaran keadaan kondisi keamanan di daerah-daerah itu.
"Tanya dulu sama kami bagaimana keadaan di sana sehingga ada referensi dari kami untuk bisa memberikan pertimbangan bagi para pihak yang akan melakukan perjalanan ke sana. Kami tidak mengharapkan terjadi sesuatu kepada siapa pun," ungkapnya.
Menyangkut dugaan pelaku pembakaran pesawat MAF di Intan Jaya dan penembakan helikopter milik PT Freeport Indonesia yang dioperasikan PT Sayap Garuda Indonesia (SGI) di Tsinga, Distrik Tembagapura, Paulus menegaskan jajarannya masih terus mengecek informasi kelompok mana yang melakukan aksi.
Baca juga: Abu Bakar Ba'asyir Tak Dikenai Wajib Lapor
"Tadi subuh sudah saya minta ke sub satgas di sana tolong dicek dari kelompok mana pelakunya kalau memang benar itu dilakukan oleh KKB. Apakah di situ ada daerah perlintasan KKB atau bagaimana," kata dia.
Ia menyatakan, dua kejadian kekerasan terhadap sarana transportasi sipil itu sengaja diciptakan untuk menunjukan eksistensi kelompok separatis Papua di mata dunia internasional terutama negara-negara yang selama ini mendukung perjuangan melepaskan Papua dari NKRI.
Paulus memastikan aparat TNI dan Polri serta seluruh kekuatan yang ada di Papua, kata Kapolda, tentu tidak akan membiarkan aksi mogok sipil nasional itu terjadi.
"Makanya kemarin-kemarin itu ada kelompok kecil yang membawa aspirasi mau menolak Otsus kami redam atau padamkan di titik-titik awal sehingga mereka tidak jadi berkumpul menjadi satu yang bisa kemudian tercipta keinginan mereka untuk melakukan mogok sipil ini," beber dia.
Timika: Kapolda Papua, Irjen Paulus Waterpauw, menyebut kelompok bersenjata dan sejumlah kelompok separatis
Papua Merdeka kini tengah merancang aksi besar-besaran pada 10-11 Januari 2021. Aksi yang disebut-sebut sebagai mogok sipil nasional.
Menurutnya, kejadian pembakaran pesawat MAF di Intan Jaya maupun penembakan helikopter milik PT Freeport Indonesia di Kampung Tsinga, Distrik Tembagapura, Mimika, pada Rabu, 6 Januari 2021, semuanya berkaitan.
"Dari hasil pemantauan lewat sarana yang kami punya, memang benar mereka sedang merancang aksi pada 10 dan 11 Januari ini. KKB yang juga didukung kelompok separatis lain yang di kota dan sekitarnya akan melakukan aksi," kata Waterpauw, di Timika, Jumat, 8 Januari 2021.
Baca juga:
Polisi Selidiki Identitas Penumpang Pesawat MAF Dibakar di Intan Jaya
Menyikapi itu, Polda Papua bekerja sama dengan semua unsur kekuatan yang ada di wilayah itu telah mengantisipasi dengan menempatkan pasukan pada sejumlah titik-titik yang dianggap rawan.
"Antisipasi sudah kami lakukan untuk di beberapa titik, berutama di Tembagapura dan sekitarnya, dan di beberapa wilayah kita konsentrasikan kekuatan," jelasnya.
Meski begitu, dia meminta semua pihak mengantisipasi adanya gangguan kamtibmas di wilayah yang sulit dijangkau atau terisolasi dari pasukan TNI dan polisi.
"Yang perlu kita waspadai terutama di dusun-dusun, kampung dan distrik yang lokasinya sulit terjangkau karena kekuatan kami tidak bisa tergelar hingga di daerah-daerah itu," kata dia.
Ia mengimbau para pihak yang berencana untuk melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah yang sulit dan terisolasi agar berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk mendapatkan gambaran keadaan kondisi keamanan di daerah-daerah itu.
"Tanya dulu sama kami bagaimana keadaan di sana sehingga ada referensi dari kami untuk bisa memberikan pertimbangan bagi para pihak yang akan melakukan perjalanan ke sana. Kami tidak mengharapkan terjadi sesuatu kepada siapa pun," ungkapnya.
Menyangkut dugaan pelaku pembakaran pesawat MAF di Intan Jaya dan penembakan helikopter milik PT Freeport Indonesia yang dioperasikan PT Sayap Garuda Indonesia (SGI) di Tsinga, Distrik Tembagapura, Paulus menegaskan jajarannya masih terus mengecek informasi kelompok mana yang melakukan aksi.
Baca juga:
Abu Bakar Ba'asyir Tak Dikenai Wajib Lapor
"Tadi subuh sudah saya minta ke sub satgas di sana tolong dicek dari kelompok mana pelakunya kalau memang benar itu dilakukan oleh KKB. Apakah di situ ada daerah perlintasan KKB atau bagaimana," kata dia.
Ia menyatakan, dua kejadian kekerasan terhadap sarana transportasi sipil itu sengaja diciptakan untuk menunjukan eksistensi kelompok separatis Papua di mata dunia internasional terutama negara-negara yang selama ini mendukung perjuangan melepaskan Papua dari NKRI.
Paulus memastikan aparat TNI dan Polri serta seluruh kekuatan yang ada di Papua, kata Kapolda, tentu tidak akan membiarkan aksi mogok sipil nasional itu terjadi.
"Makanya kemarin-kemarin itu ada kelompok kecil yang membawa aspirasi mau menolak Otsus kami redam atau padamkan di titik-titik awal sehingga mereka tidak jadi berkumpul menjadi satu yang bisa kemudian tercipta keinginan mereka untuk melakukan mogok sipil ini," beber dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)