Dalam sebuah pernyataan, Ankara membantah semua argumen Athena, dengan alasan bahwa Yunani-lah yang melanjutkan "aktivitas militer yang provokatif dan eskalasi" di wilayah tersebut.
"Yunani tidak dapat menyelesaikan masalah bilateral dengan Turki dengan mengandalkan orang lain, tetapi hanya dengan duduk di meja dan melalui dialog serta kerja sama dengan Turki," demikian bunyi pernyataan juru bicara Menteri Luar Negeri Turki, Hami Aksoy yang dikeluarkan pada 6 Desember.
Sementara Menlu Cavusoglu yang mendukung bahwa Athena mengejar tujuan ‘maksimalis’ di wilayah tersebut.
"Yunani, sebagai anak manja Eropa, bertujuan untuk memprovokasi sanksi Uni Eropa terhadap Turki berdasarkan klaim batas laut dan wilayah udara yang maksimal dan tidak sah," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.
Merujuk pada KTT Uni Eropa mendatang, di mana skenario sanksi ada di atas meja, Menlu Cavusoglu menjelaskan bahwa Turki tidak akan meninggalkan apa yang disebutnya "hak berdaulat" di Kastellorizo ??atau wilayah udara yang mencakup 10 mil laut.
"Tidak ada sanksi yang akan membuat Turki mengkompromikan hak kedaulatannya di Kastellorizo ??atau wilayah udara 10 mil laut," kata Cavusoglu, melalui pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.
“Athena harus terlibat dalam dialog tanpa syarat dengan Ankara, lebih cepat daripada nanti,” tutur Cavusoglu.
Menteri luar negeri Uni Eropa bertemu pada Senin untuk membahas kemungkinan sanksi terhadap Turki atas eksplorasi minyak dan gas ilegal di Mediterania Timur. Secara luas disepakati bahwa Ankara tidak melakukan upaya untuk mengubah praktiknya di wilayah tersebut.
Sebelum pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas telah menekankan bahwa sementara Jerman telah "bekerja keras" untuk memfasilitasi dialog antara Ankara dan UE, "ada terlalu banyak provokasi dan ketegangan" yang menghalangi pembicaraan langsung.
"Untuk alasan ini, kami akan berbicara tentang konsekuensi apa yang harus kami ambil. Termasuk juga dengan maksud ke KTT Uni Eropa minggu ini," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News