Wartawan Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, ditembak mati di Israel. Foto: CNN
Wartawan Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, ditembak mati di Israel. Foto: CNN

Ini Profil Shireen Abu Akleh, Jurnalis yang Tewas Ditembak saat Meliput Agresi Israel

Adri Prima • 12 Mei 2022 14:27
Jakarta: Wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh ditembak mati saat meliput operasi militer Israel di kota Jenin, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022. 
 
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dia ditembak di kepala dengan peluru tajam dan mengkonfirmasi kematiannya tak lama kemudian. Produser Shireen Abu Akleh, Ali Al-Samudi, juga tertembak, namun ia selamat. 
 
Shireen Abu Akleh dan jurnalis lainnya telah memperkenalkan diri kepada pasukan Israel sebelum mereka ditembak.
 
Shireen Abu Akleh mengenakan helm dan rompi antipeluru, dengan tulisan "pers" jelas di atasnya ketika dia ditembak.
 
"Saya melihat Shireen di tanah. Kami mencoba menyelamatkan Shireen dan kami tidak bisa," ucap  jurnalis Mujahed al-Saadi.
 
Ia menyatakan Shireen Abu Akleh memang menjadi target karena wanita itu terluka di bawah telinga. 
 
"Shireen jatuh saat dia mengenakan (perlengkapan) pers dan bahkan dengan itu orang-orang yang mencoba menyelamatkannya tertembak, penargetannya jelas terhadap Shireen dan melawan kami sebagai tim jurnalistik," beber Mujahed al-Saadi. 
 

Profil Shireen Abu Akleh


Shireen merupakan jurnalis senior Al Jazeera yang berdarah Palestina. Shireen lahir di kota Al-Quds pada 1971. Dia merupakan keturunan Arab Palestina beragama Kristen. Keluarga besar Shireen saat ini juga masih menetap di Betlehem, Palestina. 

Abu Akleh menempuh jenjang pendidikan di sekolah menengah di Rosary Sisters School di Beit Hanina, Yerusalem. Ia mendapatkan gelar sarjana di bidang Jurnalistik dan Media dari Universitas Yarmouk di Yordania.
 
Setelah lulus, Shireen Abu Akleh kembali ke Palestina dan sempat bekerja di beberapa media seperti Voice of Palestine Radio, the Amman Satellite Channel, serta beberapa stasiun termasuk UNRWA (United Nations Reliefs and Works Agency for Palestina Refugee in the Near East).
 
Pada 1997 Abu Akleh mulai bekerja sebagai jurnalis untuk Al Jazeera sebagai salah satu koresponden lapangan pertama dengan jaringan bahasa Arab yang berbasis di Qatar.
 
Shireen dikenal sebagai jurnalis yang berani meliput agresi Israel di Palestina. Bahkan, ia sudah meliput agresi Israel selama 25 tahun. 

Israel tuding Abu Akleh ditembak warga Palestina bersenjata


Sementara itu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Shireen Abu Akleh kemungkinan tewas ditembak oleh warga Palestina bersenjata. 
 

"Menurut informasi yang kami kumpulkan, tampaknya orang-orang Palestina bersenjata yang menembak tanpa pandang bulu pada saat itu, bertanggung jawab atas kematian wartawan yang malang itu," kata dia.

Penembakan Shireen merupakan kejahatan perang


Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu, 11 Mei 2022 menyebut pembunuhan jurnalis Palestina bernama Shireen Abu Akleh berpotensi dikategorikan sebagai kejahatan perang.
 
Pelapor khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, dalam wawancara dengan Anadolu Agency mengatakan tindakan itu merupakan “pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional dan berpotensi kejahatan perang di bawah Statuta Roma untuk Mahkamah Pidana Internasional”.
 
“Kematian tragis Shireen Abu Akleh lagi-lagi merupakan serangan serius terhadap jurnalisme dan kebebasan berekspresi dan hak untuk hidup serta keamanan di wilayah Palestina yang diduduki,” imbuh Albanese.
 
“Pembunuhan Abu Akleh harus diselidiki secara menyeluruh dengan transparan, teliti, dan independen,” tegasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan