Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut bahwa komite tersebut bersedia untuk diadakan kembali sesuai dengan perkembangan wabah.
"Pembentukan komite itu sendiri mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang penyebaran cacar monyet secara internasional," ucap Ghebreyesus pada Sabtu, 25 Juni 2022 lalu.
Komite Darurat WHO menyoroti sejumlah kondisi yang harus mendorong penilaian ulang peristiwa tersebut. Kondisi tersebut meliputi peningkatan pertumbuhan kasus yang dilaporkan dalam 21 hari ke depan, penyebaran yang signifikan ke dan di dalam negara tambahan, peningkatan jumlah kasus pada kelompok rentan, serta peningkatan morbiditas, kematian, dan jumlah rawat inap.
Ghebreyesus juga menganjurkan peningkatan pengawasan, peningkatan diagnostik, keterlibatan masyarakat dan komunikasi risiko, serta penggunaan terapi, vaksin, dan tindakan kesehatan bagi masyarakat yang tepat, termasuk pelacakan kontak dan isolasi.
Ia juga meminta negara-negara anggota PBB untuk berkolaborasi, berbagi informasi, dan terlibat dengan masyarakat yang terkena dampak. Hal ini bertujuan agar langkah-langkah keselamatan kesehatan masyarakat dapat dikomunikasikan secara cepat dan efektif.
Endemik cacar monyet secara geografis biasanya hanya terbatas di Afrika Barat dan Tengah. Sedangkan menurut WHO, identifikasi kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dan dicurigai tanpa riwayat perjalanan ke daerah endemik di beberapa negara tidak lazim.
Cacar monyet pertama kali terdeteksi di laboratorium monyet pada tahun 1958. Penyakit ini diasumsikan menular dari hewan liar seperti tikus ke manusia, atau dari manusia ke manusia. (Nurul Hafizhah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id