Kapal kargo MV Ever Given memblokir jalur Terusan Suez. Foto: AFP
Kapal kargo MV Ever Given memblokir jalur Terusan Suez. Foto: AFP

Fakta di Balik Kargo Raksasa Blokir Terusan Suez

Fajar Nugraha • 26 Maret 2021 11:07
Kairo: Sebuah kapal kontainer raksasa terjebak saat badai pasir pada Selasa 23 Maret 2021 di Terusan Suez, Mesir, menyebabkan kemacetan lalu lintas kapal kargo melalui salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Upaya untuk mengevakuasi kapal masih terus berlangsung.
 
Pihak otoritas Suez pun sudah menghentikan navigasi di sekitar salah satu jalur pelayaran terpadat itu. Berikut beberapa fakta yang menyelimuti insiden tersebut:

Apa yang terjadi?

MV Ever Given sepanjang 400 meter -,hampir sepanjang Empire State Building tinggi,- membelok keluar jalur sementara badai debu dahsyat menghantam Gurun Sinai Mesir dan sebagian besar Timur Tengah.
 
Kapal berbendera Panama dengan lebar 59 meter yang dikelola Taiwan dari kelas yang disebut ‘megaship’ terjebak di dekat ujung selatan kanal dan secara diagonal memblokir jalur air buatan yang menghubungkan Mediterania dengan Laut Merah.

Baca: Evakuasi Kapal di Terusan Suez Bisa Butuh Waktu Berminggu-minggu.
 
Operator kapal Evergreen Marine Corp dari Taiwan mengatakan kapal -,yang sedang dalam perjalanan dari Yantian, Tiongkok ke pelabuhan Belanda di Rotterdam,- "kandas setelah diduga hembusan angin menerpa".


Kurang jarak pandang

Otoritas Terusan Suez (SCA) mengatakan kecelakaan itu "terutama karena kurangnya jarak pandang karena kondisi cuaca ketika angin mencapai 40 knot, yang mempengaruhi kendali" kapal.
 
“25 awak kapal tidak terluka, lambung dan kargo tidak rusak, dan tidak ada kebocoran minyak,” kata manajer kapal, Bernhard Schulte Shipmanagement yang berbasis di Singapura.
 

 
Kapal tunda, kapal keruk, dan buldoser Mesir mulai bekerja mencoba membebaskan kapal besar itu.

Apa dampaknya?

Megaship memblokir arteri pengiriman yang dilalui lebih dari 10 persen perdagangan maritim global.
 
Terusan Suez, dibuka pada 1869 dan diperlebar sejak itu, adalah jalan pintas penting antara Asia dan Eropa yang menyelamatkan kapal dari keharusan menavigasi di sekitar ujung selatan Afrika.
 
“Akibat kecelakaan itu, puluhan kapal terpaksa menunggu di Great Bitter Lake Mesir di tengah-tengah kanal, di Mediterania dan di Laut Merah,” kata penyedia layanan kanal Leth Agencies.
 
Ruas-ruas lama kanal dibuka kembali sebagai upaya untuk mengurangi kemacetan, namun hal ini tidak menyelesaikan masalah mendasar karena hanya ada satu jalur di ujung selatan tempat kapal macet.
 
Pemblokiran menghantam pasar minyak dunia karena para pedagang mengantisipasi penundaan pengiriman. Minyak mentah berjangka melonjak 6 persen pada hari Rabu.
 
"Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," kata Ranjith Raja, peneliti perminyakan dan perkapalan Timur Tengah di perusahaan data keuangan internasional, Refinitiv.
 
Baca: 150 Kapal Menumpuk untuk Antre Melintas Terusan Suez.
 

 
"Kemungkinan kemacetan akan memakan waktu beberapa hari atau minggu untuk diselesaikan karena akan berdampak pada konvoi lain,” sebut Raja.

Apa yang terjadi selanjutya?

Otoritas Terusan Suez Kamis mengumumkan bahwa pihaknya "menangguhkan sementara navigasi" di sepanjang kanal.
 
Pihak berwenang Mesir mengatakan, mereka telah mengerahkan delapan kapal tambahan untuk membebaskan kapal yang tertimpa musibah itu.
 
Broker Braemar sebelumnya telah memperingatkan bahwa jika kapal tunda tidak dapat memindahkan kapal raksasa tersebut, beberapa muatannya mungkin harus dipindahkan dengan crane barge untuk mengapung kembali.
 
"Ini bisa memakan waktu berhari-hari, mungkin berminggu-minggu," katanya.
 
Pemilik kapal, perusahaan penyewaan kapal Jepang Shoei Kisen Kaisha, mengatakan pada Kamis bahwa mereka menghadapi "kesulitan ekstrim" untuk mengapungkannya kembali.
 
Pejabat perusahaan Toshiaki Fujiwara mengatakan kepada AFP "kami masih belum tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan".
 
"Kami belum mendengar kemajuan tertentu. Sekarang mereka mencoba menggali tanah di bawah haluan kapal. Mereka akan melanjutkan operasi tarikan saat air pasang naik,” ujar Fujiwara.
 
Dia mengatakan kapal itu memiliki polis asuransi, tetapi perusahaan tidak mengetahui detail atau biaya yang terlibat pada tahap ini.
 
"Ini baru permulaan," pungkas Fujiwara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan