Pasukan keamanan Uganda menembakkan gas air mata dan peluru karet ke pengunjuk rasa yang marah yang membakar, membarikade jalan dan menjarah toko-toko di ibu kota Kampala. Kerusuhan terjadi saat seruan untuk tenang menjelang pemilihan 14 Januari.
Bintang pop yang menjadi kandidat presiden Bobi Wine, yang nama aslinya adalah Robert Kyagulanyi, masih dalam penahanan setelah ditangkap pada Rabu 18 November. Wine ditangkap karena diduga melanggar langkah-langkah pencegahan virus korona pada kampanye yang dihadiri kerumunan massa.
"Korban tewas sekarang 16, dengan 45 luka-luka, beberapa luka serius," kata kepala polisi Kampala Moses Kafeero kepada AFP, Jumat 20 November 2020.
Sekitar 350 orang telah ditangkap karena berpartisipasi dalam tindakan kekerasan termasuk penjarahan, perusakan properti, gangguan lalu lintas, pencurian, dan perampokan selama kerusuhan, tambahnya.
Protes dimulai Rabu, ketika polisi mengatakan tujuh orang tewas, setelah penahanan Wine menjelang unjuk rasa. Wine dianggap sebagai penantang utama presiden veteran Yoweri Museveni yang sedang mencari masa jabatan keenam.
Kantong-kantong protes berlanjut sepanjang hari di Kampala dan kota-kota besar lainnya, dengan para pemuda membarikade jalan, memulai kebakaran dan terlibat dalam pertempuran dengan polisi. Sedangan polisi melemparkan gas air mata dan menembakkan peluru karet ke pengunjuk rasa, dan dalam beberapa kasus, menembakkan peluru tajam.
Luka tembak
Palang Merah pada Rabu malam mengatakan telah merawat puluhan orang yang terluka menyusul "bentrokan yang melibatkan polisi dan massa yang melakukan kerusuhan", termasuk 11 orang karena luka tembak.Sementara militer dan polisi mempertahankan kehadiran yang besar, pada malam hari situasinya memburuk dengan perampokan yang terjadi dan toko-toko dijarah.