Desakan Menanggapi Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Menguat
Fajar Nugraha • 30 November 2020 05:59
Biden telah mengisyaratkan pemerintahannya mungkin siap untuk bergabung kembali dengan perjanjian itu, tetapi pembunuhan ilmuwan nuklir itu telah menghidupkan kembali oposisi terhadap kesepakatan di kalangan konservatif Iran.
Kepala Dewan Kemanfaatan Iran, sebuah badan penasihat dan arbitrase utama, mengatakan "tidak ada alasan mengapa (Iran) tidak mempertimbangkan kembali Perjanjian Proliferasi Nuklir".
Mohsen Rezai mengatakan Teheran juga harus menghentikan implementasi protokol tambahan, sebuah dokumen yang meresepkan inspeksi mengganggu fasilitas nuklir Iran.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan pada Sabtu agar para pembunuh Fakhrizadeh dihukum.
Ketua Parlemen Iran Mohammad-Bagher Ghalibaf pada Minggu menyerukan ‘reaksi keras’ yang akan ‘menghalangi dan membalas dendam’ pada mereka yang berada di balik pembunuhan Fakhrizadeh, yang berusia 59 tahun menurut media Iran.
Seruan tahan diri
Bagi surat kabar Israel Haaretz, pembunuhan Fakhrizadeh jelas terkait dengan kedatangan Biden di kantor.
"Waktu pembunuhan, bahkan jika itu ditentukan oleh pertimbangan operasional murni, adalah pesan yang jelas kepada Presiden terpilih Joe Biden, yang dimaksudkan untuk menunjukkan kritik Israel atas rencana untuk menghidupkan kembali kesepakatan,” sebut
Hareetz.