Herat: Jarang sekali perempuan di Afghanistan turun ke jalan dan melakukan protes. Namun hal itu terjadi pada Kamis, 2 September 2021. Perempuan Afghanistan mengatakan bersedia menerima burqa jika putri mereka masih bisa bersekolah di bawah pemerintahan Taliban.
"Ini adalah hak kami untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan dan keamanan," teriak kelompok yang terdiri dari sekitar 50 perempuan itu, sambil melambaikan plakat di jalan-jalan kota Herat, Afghanistan bagian barat.
Selama masa kekuasaan pertama Taliban, sebelum digulingkan oleh invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2001, perempuan dan anak perempuan sebagian besar tidak mendapat pendidikan dan pekerjaan.
Baca: Qatar Bekerja Sama dengan Taliban untuk Buka Kembali Bandara Kabul
Burqa menjadi wajib di depan umum, wanita tidak bisa meninggalkan rumah tanpa pendamping pria, dan protes jalanan tidak terpikirkan.
"Kami di sini untuk meminta hak kami," Fereshta Taheri, salah satu demonstran, mengatakan kepada AFP melalui telepon, Kamis, 2 September 2022.
"Kami bahkan siap mengenakan burqa jika mereka memberi tahu kami, tetapi kami ingin para wanita pergi ke sekolah dan bekerja," tambah fotografer dan seniman itu.
Herat, sebuah kota Jalur Sutra kuno yang dekat dengan perbatasan Iran, telah lama menjadi pengecualian kosmopolitan untuk pusat-pusat yang lebih konservatif, meskipun beberapa wanita sudah mengenakan burqa.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan