Seorang anggota militan Taliban yang menjaga Bandara Kabul di Afghanistan. Foto: AFP
Seorang anggota militan Taliban yang menjaga Bandara Kabul di Afghanistan. Foto: AFP

Qatar Bekerja Sama dengan Taliban untuk Buka Kembali Bandara Kabul

Fajar Nugraha • 02 September 2021 19:06
Doha: Qatar bekerja sama dengan Taliban untuk membuka kembali Bandara Kabul sesegera mungkin. Saat bersamaan, Qatar juga mendesak kelompok garis keras itu untuk mengizinkan warga Afghanistan pergi.
 
Bandara, tempat evakuasi hiruk pikuk yang berakhir dengan penarikan pasukan AS pada Selasa, tidak berfungsi dengan banyak infrastruktur rusak atau hancur.
 
"Kami bekerja sangat keras (dan) kami tetap berharap bahwa kami akan dapat mengoperasikannya sesegera mungkin," kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, seperti dikutip AFP, Kamis 2 September 2021.

“Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan kita akan mendengar kabar baik,” ucapnya dalam konferensi pers di Doha.
 
Sebuah tim teknis Qatar terbang ke Kabul pada Rabu untuk membahas pembukaan kembali bandara, pesawat pertama yang mendarat di sana sejak evakuasi.
 
Sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan tujuannya adalah untuk melanjutkan penerbangan baik untuk bantuan kemanusiaan dan untuk memberikan kebebasan bergerak, termasuk dimulainya kembali upaya evakuasi.
 
Lebih dari 123.000 warga negara asing dan warga Afghanistan melarikan diri dari negara itu dalam operasi pengangkutan udara, tetapi lebih banyak lagi yang putus asa untuk pergi.
 
"Sangat penting bahwa Taliban menunjukkan komitmen mereka untuk memberikan jalan yang aman dan kebebasan bergerak bagi rakyat Afghanistan," kata Sheikh Mohammed.
 
“Qatar terlibat dengan (Taliban) dan juga dengan Turki jika mereka dapat memberikan bantuan teknis,” tambahnya.
 
Sheikh Mohammed berbicara dalam konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Inggris Dominic Raab, yang mengatakan "kita perlu menyesuaikan diri dengan realitas baru" dari pemerintahan Taliban.
 
"Prioritas langsung kami adalah mengamankan perjalanan yang aman bagi warga negara Inggris yang tersisa, tetapi juga warga Afghanistan yang bekerja untuk Inggris, dan memang orang lain yang mungkin paling berisiko," ucap Raab.
 
Qatar telah menjadi tuan rumah negosiasi antara Taliban dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir dan merupakan titik transit bagi sekitar 43.000 pengungsi dari Afghanistan.
 
AS menginvasi Afghanistan dan menggulingkan pemerintah Taliban pada tahun 2001 setelah serangan 9/11 oleh Al-Qaeda, yang mencari perlindungan di negara itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan