Abu Ibrahim Al Hashimi al-Quraishi tewas dalam serangan Amerika Serikat 3 Februari 2022. Foto: BBC
Abu Ibrahim Al Hashimi al-Quraishi tewas dalam serangan Amerika Serikat 3 Februari 2022. Foto: BBC

ISIS Cari Pemimpin Baru saat Kekuatannya Makin Menurun

Medcom • 11 Februari 2022 14:13

 
Seorang ahli, Aron Lund, meyakini bahwa ISIS berusaha menyembunyikan identitas Abu Ibrahim. Hal ini bertentangan dengan pandangan sejumlah ekstremis “yang menentang pemikiran untuk mengucapkan janji setia kepada khalifah tanpa wajah dan tanpa nama”.
 
Aron Lund adalah seorang peneliti Timur Tengah di Badan Penelitian Pertahanan Swedia dan anggota Century International yang merupakan bagian dari The Century Foundation.

“Untuk masalah etnis, sebagian besar subgrup dan anggota ISIS tampaknya mengabaikan kontroversi tersebut, mempercayai pemimpin mereka dan mengabaikan protes dari pihak luar,” kata Lund.
 
Siapapun yang ditunjuk ISIS sebagai pemimpin ketiganya, sosok baru tersebut akan memimpin organisasi yang telah melemah. Pada masa jayanya di tahun 2015, ISIS menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak, dengan afiliasi tersebar setidaknya di delapan negara.
 
Bahkan koalisi pimpinan AS untuk mengalahkan ISIS mengatakan bahwa Abu Ibrahim memiliki pengaruh yang kecil sebagai pemimpin.
 
ISIS kehilangan pertahanan terakhirnya dalam pertempuran di Baghouz, Suriah, pada 2019, akhir pendudukan teritorialnya.
 
“Kematian (Abu Ibrahim) berdampak signifikan, itu tidak diragukan. Namun, dalam skala yang lebih besar, saya pikir itu tidak menyebabkan perubahan nyata terhadap cara ISIS beroperasi, yakni berlangsungnya pemberontakan tingkat rendah di Irak dan Suriah, juga di seluruh dunia,” kata Tamimi.
 
Tidak jauh berbeda, Orwa Ajjoub, seorang peneliti senior di Pusat Analisis dan Penelitian Operasional mengatakan bahwa yang disebut ‘Khilafah 2.0’ mungkin tidak dapat tercapai oleh kelompok tersebut.
 
“Dalam durasi panjangnya sebagai pemimpin, (Abu Bakar) Al Baghdadi dapat bertemu dengan seniornya dan Al Wulat (pemegang otoritas) dan menjalankan operasional organisasi secara keseluruhan. Sementara, Abu Ibrahim tidak begitu terhubung dengan kelompoknya karena perbedaan situasi di lapangan, ISIS yang semakin lemah, dan karena organisasi internasional mengambil alih tanah yang pernah dikuasai kelompok tersebut.”
 
Menurut Ajjoub, ISIS kini berisi sel-sel tertidur dan kaum penyendiri. Tapi hal ini tidak semerta-merta berarti ISIS tidak berbahaya.
 
“ISIS tidak memiliki tenaga manusia atau sumber daya yang cukup untuk membentuk negara baru saat ini. Operasi dan skala pasukan ISIS tidak menunjukkan bahwa mereka berusaha untuk merebut kekuasaan atas wilayah tertentu melainkan hanya untuk mengganggu stabilitas dan menciptakan kekacauan bagi pihak yang dianggap sebagai musuh mereka.”
 
Hingga pemimpin barunya diumumkan, terdapat ancaman akan terjadinya serangan yang mirip dengan serangan Hassakeh. (Kaylina Ivani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan