Warga Iran berfoto usai memberikan suara dalam pemilu. Foto: AFP.
Warga Iran berfoto usai memberikan suara dalam pemilu. Foto: AFP.

Pemilu Iran Dimulai, Siapa Saja Kandidatnya?

Marcheilla Ariesta • 18 Juni 2021 17:18
Teheran: Rakyat Iran mulai memberikan suaranya dalam pemilihan umum presiden pada hari ini, Jumat, 18 Juni 2021. Mata dunia tertuju ke Iran saat ini.
 
Pasalnya, presiden selanjutnya harus menyelesaikan ketegangan antara Teheran dengan negara-negara Barat atas kesepakatan nuklir.
 
Saat ini, persaingan terbuka lebar karena Hassan Rouhani dibatasi masa jabatannya untuk mencalonkan diri lagi. Pihak berwenang melarang sekutunya dan hampir setiap reformis untuk memasuki persaingan.

Hal tersebut membuat para analis percaya Kepala Kehakiman Iran, Ebrahim Raisi sebagai calon terdepan. Ia merupakan orang dekat yang disebut-sebut 'anak didik' Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
 
Lantas, siapa saja kandidat calon presiden Iran? Berikut profilnya:
 
1. Ebrahim Raisi
 
Raisi (60) merupakan ulama garis keras yang dekat dengan Ayatollah Ali Khamenei. Ia bersumpah akan memerangi kemiskinan dan korupsi.
 
Pada 2016, Khamenei menunjuk Raisi sebagai kepala yayasan amal Imam Reza, yang mengelola bisnis besar konglomerat dan wakaf di Iran. Khamenei menyebut Raisi orang yang dapat dipercaya dan sangat berpengalaman.
 
Ini menyebabkan banyak orang bertanya kemungkinan Raisi menjadi penerus pemimpin tertinggi itu sendiri. Raisi kehilangan kesempatan sebagai presiden pada 2017 karena dikalahkan Rouhani.
 
Setelah kalah, Khamenei menunjuk mantan profesor hukum itu menjadi kepala peradilan Iran. Di sana, ia mengobarkan kampanye anti-korupsi yang menjadi 'gema' bagi publik yang frustrasi oleh korupsi.
 
 

Pencalonannya juga telah menghidupkan kembali kontroversi seputar eksekusi massal ribuan tahun 1988 di Iran, salah satu momen tergelap dalam sejarah pasca-revolusi Iran yang masih belum diakui oleh pemerintahnya. Raisi bertugas di panel yang terlibat dalam menjatuhkan hukuman mati kepada para tahanan.
 
2. Abdolnasser Hemmati
 
Hemmati (64) menjabat sebagai Kepala Bank Sentral Iran di bawah pemerintahan Rouhani selama beberapa tahun. Ia menjabat di tengah sanksi Amerika Serikat yang mengikuti keluarnya AS dari kesepakatan nuklir Iran.
 
Meskipun melayani di pemerintahan Rouhani, dia berulang kali menggambarkan dirinya sebagai kandidat independen.
 
Hemmati, seorang profesor ekonomi, telah bekerja sebagai kepala bank swasta dan pemerintah, serta agen asuransi pusat Iran. Dia juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Iran untuk Tiongkok untuk waktu yang singkat.
 
Ia telah menarik perhatian karena menunjuk istrinya, Sepideh Shabestari, sebagai salah satu perwakilan dan penasihat utamanya di musim pemilu yang singkat di Iran. Dia juga pemegang sabuk hitam karate, sesuatu yang menarik minat publik.
 
Hemmati mengatakan tujuannya sebagai presiden termasuk mengurangi kemiskinan melalui hubungan ekonomi yang lebih baik dengan dunia, menerapkan pemerintahan yang lebih kecil, dan mengeluarkan negara itu dari daftar hitam Satuan Tugas Aksi Keuangan, sebuah badan internasional yang memantau pendanaan terorisme.
 
3. Amirhossein Ghazizadeh Hashemi
 
Hashemi (50), dianggap sebagai politisi konservatif berprofil rendah. Ia menjabat sebagai anggota parlemen sejak 2007 dan sekarang menjadi anggota dewan ketua parlemen, yang mengelola urusan legislatif.
 
Baca juga: Khamenei Desak Rakyat Iran Berpartisipasi dalam Pemilu Presiden
 
Sebagai ahli bedah spesialis telinga-hidung-dan-tenggorokan (THT), Hashemi berjanji untuk memulihkan pasar saham Iran dalam tiga hari pertama menjabat. Tujuan yang dinilai sulit karena nilai pasar hampir setengahnya pada tahun lalu.
 

4. Mohsen Rezaei
 
Rezaei (66) adalah mantan pemimpin Garda Revolusi paramiliter Iran dan telah menjadi kandidat garis keras dalam beberapa pemilihan. Dia dicari oleh Argentina terkait red notice Interpol atas dugaan keterlibatannya dalam pengeboman 1994 di sebuah pusat Yahudi di Buenos Aires yang menewaskan 85 orang.
 
Baik Rezaei dan pemerintah Iran menyangkal mengatur serangan itu. Dia juga menghadapi kritik atas dugaan salah urus pertempuran dalam perang Iran-Irak tahun 1980-an dan ketegangannya dengan militer reguler Iran.
 
Kini, ia menjabat sebagai sekretaris Dewan Kemanfaatan, yang menengahi perselisihan antara parlemen dan pengawas konstitusional Iran, Dewan Penjaga. Rezaei juga mengancam dalam debat presiden pertama Iran untuk memenjarakan Hemmati.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan