Setelah embargo senjata, Iran diharapkan komitmen pada kesepakatan nuklir 2015. Foto: AFP
Setelah embargo senjata, Iran diharapkan komitmen pada kesepakatan nuklir 2015. Foto: AFP

Iran Diminta Tetap Komitmen pada Kesepakatan Nuklir 2015

Marcheilla Ariesta • 20 Oktober 2020 06:53
Jakarta: Embargo senjata PBB untuk Iran telah berakhir, namun Iran memilih untuk menahan diri tidak membeli senjata setelah embargo ini berakhir. Ketua Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia, Yon Machmudi, mengatakan jika Iran akan menepati janji tersebut dalam konteks senjata pemusnah massal, kimia, atau yang berkaitan dengan nuklir.
 
"Tapi kalau senjata yang berkaitan dengan pertahanan, Iran tentu akan melakukan pembelian karena mereka melihat perkembangan persenjataan di kawasan Teluk Persia," kata dia kepada Medcom.id, Senin, 19 Oktober 2020.
 
"Saya kira, mereka akan terbuka untuk update persenjataan pertahanan Iran," imbuhnya.

Baca: Iran Tak Akan Beli Senjata Meski Embargo DK PBB Berakhir.
 
Menurut dia, Rusia dan Tiongkok siap menjadi pemasok senjata pertahanan Iran. Padahal, Amerika Serikat mengancam akan memberikan sanksi apabila ada negara yang menjual persenjataan mereka ke Iran.
 
Namun, imbuh Yon, sepertinya ancaman AS akan diabaikan jika Rusia dan Tiongkok memiliki kepentingan geopolitik dan ekonomi yang kuat dengan Iran. "Sanksi AS bisa jadi tidak berarti buat mereka," tuturnya.

Nasib Kesepakatan Nuklir

Sementara itu, nasib Kesepakatan Nuklir 2015 (JCPOA)  juga akan tetap berlanjut jika Iran tetap berkomitmen terhadap perjanjian tersebut. Padahal, perjanjian ini sudah ditinggalkan oleh Amerika Serikat pada 2018 lalu.
 
Uni Eropa, menginginkan agar Iran tetap berkomitmen pada kesepakatan yang sudah ada. Jika Teheran menarik diri, maka akan mengancam perdamaian karena tidak ada komitmen dari Iran.
 
"Idealnya tetap dipertahankan," ujar Yon.
 
"Asalkan Iran berkomitmen untuk tidak melakukan pengayaan persenjataan dalam kaitan nuklir," sambung dia.
 
 

Namun, Eropa seharusnya juga memberikan jaminan kepada Iran. Uni Eropa harus bisa melakukan dialog dengan Amerika Serikat agar embargo tidak dipaksakan sepihak oleh Amerika Serikat.
 
"Uni Eropa saya rasa akan meminta Amerika Serikat untuk mengurangi sanksi bagi Iran," imbuhnya.
 
Jika banyak dukungan untuk Iran, sambung Yon, kemungkinan sanksi bagi mereka akan dikurangi oleh Amerika Serikat. Yon yakin Washington akan melihat sejauh mana dukungan negara-negara seperti Rusia, Tiongkok, dan Eropa terhadap Iran.
 
"Paling tidak bisa dikurangi dalam hal tertentu. Mereka bisa saja negosiasi ulang untuk melihat sejauh mana embargo sanksi AS bisa dikurangi, karena kalau tidak akan semakin memanas situasinya," pungkasnya.
 
Embargo senjata yang diterapkan kepada Iran oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berakhir pada 18 Oktober 2020. Namun Iran menegaskan tidak akan membeli senjata.
 
Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan pada Minggu, “Doktrin pertahanan Iran erat kaitannya dengan kepercayaan terhadap masyarakat dan kemampuan dalam negeri”.
 
"Senjata jenis non-konvensional, senjata penghancur massa, atau berbelanja senjata dalam jumlah besar tidak termasuk dalam doktrin pertahanan Iran," sambung pernyataan pihak Kemenlu Iran.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan