Tidak hanya Rouhani, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan akan ada ganjaran. “Ganjaran keras menunggu terhadap siapa pun yang berada di balik tindakan kriminal ini,” ujar Ayatollah Khamenei, seperti dikutip IRNA.
“Baik kawan-kawan maupun musuh komandan IRGC yang mati syahid harus tahu bahwa gerakan dan perlawanan akan berjalan satu. Bahkan menurutnya gerakan itu akan lebih semangat sekarang karena kemenangan akhir sedang menunggu,” imbuh Ayatollah Khamenei.
Sementara Trump membela diri atas serangan ini. Menurut Trump Amerika Serikat membunuh Jenderal Soleimani demi "menghentikan perang, bukan memulainya." Ia menyebut "kekuasaan teror" Soleimani telah berakhir usai serangan udara AS.
“Militer AS telah mengeksekusi serangan akurat yang menewaskan teroris nomor satu dunia, Qassem Soleimani,” ujar Trump.
"Soleimani telah merencanakan serangan jahat terhadap diplomat dan personel militer Amerika. Tapi kami mengetahui hal tersebut dan menghentikannya," lanjut Trump, dilansir dari BBC.
Awal rangkaian serangan
Pembunuhan terhadap Soleimani menjadi awal serangan terhadap Iran sepanjang 2020. Serangan selanjutnya terjadi kepada fasilitas nuklir Iran di Natanz pada Juli 2020. Ada ledakan besar terjadi di fasilitas tersebut dan bukti awal menunjukkan bahwa itu kemungkinan besar merupakan tindakan sabotase.Sementara serangan terakhir terhadap Iran adalah pembunuhan ilmuwan nuklir ternama Mohsen Fakhrizadeh. Dia dibunuh dalam sebuah serangan 27 November 2020 saat mobilnya disergap di Teheran.
Israel diduga berada di balik serangan tersebut. Wakil komandan Korps Garda Revolusi Iran Laksamana Muda Ali Fadavi mengatakan bahwa dia percaya senapan mesin yang dikendalikan satelit. Senapan mesin dipasang pada truk pick-up Nissan dan ‘dikendalikan secara online’ oleh satelit, menurut Fadavi.
Sementara Direktur Jenderal Parlemen Urusan Internasional Iran, Hossein Amir Abdollahian mengumumkan penangkapan tersangka pembunuh Fakhrizadeh. Menurutnya, pelaku telah diidentifikasi.
"Pelaku pembunuhan itu sudah diidentifikasi dan ditangkap badan keamanan kami. (Mereka) tidak akan lolos dari keadilan," tutur Abdollahian.
Politisi Iran tersebut juga menyebutkan ada implikasi Israel dan badan intelijen lainnya, termasuk dari AS dalam pembunuhan tersebut. Hingga saat ini belum ada pergerakan dari Iran atas rangkaian serangan itu. Dikhawatirkan, setiap tanggapan keras dari Iran dapat membuat gejolak di Timur Tengah bertambah parah. Tetapi Iran menyatakan masih membuka pintu diplomasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News