Sementara Pemerintah Israel telah mengumumkan beberapa kesepakatan antara Yerusalem dan berbagai perusahaan, Otoritas Palestina belum mengartikulasikan rencana publik tentang bagaimana mereka berharap memperoleh cukup vaksin untuk menyuntikkan sisa penduduknya terhadap virus.
Al-Kaila menyarankan agar PA dapat terus membeli vaksin bersubsidi dari COVAX selain yang gratis yang mereka harapkan, tapi itu belum final.
“Harga melalui COVAX akan jauh lebih rendah dan memungkinkan kami untuk membeli dalam jumlah yang sangat besar dan telah ada panggilan antara kami dan Organisasi Kesehatan Dunia. Semua ini sedang dipertimbangkan, dan jauh lebih baik daripada membeli sendiri,” ucap Al-Kaila.
“Kami bukan Amerika, yang hanya bisa mengeluarkan uang,” tuturnya.
Menurut Al-Kaila, PA berupaya menyediakan cukup vaksin untuk menginokulasi 70 persen populasinya, yang menurutnya akan cukup untuk menciptakan apa yang disebut ‘kekebalan komunitas’.
"Kami juga berhubungan dengan Rusia, juga, sehubungan dengan vaksin Rusia," al-Kaila menambahkan.
Presiden PA Mahmoud Abbas mengatakan dalam pidatonya yang disiarkan televisi Kamis malam lalu bahwa Ramallah telah mencapai kesepakatan untuk membeli ‘vaksin dalam jumlah besar”. Tetapi tidak ada sumber memberikan rincian pembelian tersebut. Tidak jelas apakah presiden merujuk pada vaksin COVAX atau sumber inokulasi lainnya.