Sementara itu, Benny Yan Pieter Siahaan menyampaikan bahwa pendirian Taman Persahabatan Indonesia-Madagaskar bertujuan menunjukkan bahwa hubungan Indonesia-Madagaskar tidak saja sebatas hubungan diplomatik, tetapi juga sejarah, budaya bahkan genetika. Ia mengatakan sekitar 40 persen gen dari bangsa Madagaskar berasal dari bangsa Indonesia terutama dari pulau Kalimantan.
"Bahkan tanaman-tanaman yang berada di taman ini seperti kembang sepatu, alamanda, pakis dan lain-lain semuanya diambil dari Madagaskar. Jadi kita sudah merasa seperti di Indonesia saja," tukas Benny.
Saat ini tercatat ada hampir 400 warga Madagaskar yang pernah menempuh studi di Indonesia lewat berbagai jalur, seperti beasiswa KNB, Darmasiswa, beasiswa Universitas, reguler, SESKOAD, SESKOAL, SESKOAU, LEMHANAS dan lain sebagainya. Selain itu, jumlah alumni ini pun lebih banyak dari jumlah WNI di Madagaskar yang lebih kurang hanya 100 orang.
"Saya bersyukur bahwa hubungan kerja sama antara kedua negara semakin meningkat dari waktu ke waktu di segala bidang, termasuk pendidikan dan sosial budaya," ujar Benny.
"Bahkan di masa pandemi ini tidak menyurutkan Indonesia untuk terus memberikan bantuan teknis melalui berbagai pelatihan secara daring. Diharapkan setelah pandemi berakhir, berbagai pendidikan dan pelatihan dapat dilanjutkan secara luring," pungkasnya.
Setelah peresmian Taman Persahabatan, diadakan juga berbagai perlombaan olahraga seperti basket, tenis meja, dan tarik tambang, serta lomba karaoke yang dilakukan Keluarga Besar KBRI Antananarivo dan anggota IAI. Pertandingan dibuka Menhan Richard dan Kepala Perwakilan Benny dengan bermain tenis meja.?
Para alumni Indonesia di Madagaskar sangat fasih menyanyikan lagu-lagu Indonesia. Selain itu, guna mengobati rasa rindu para alumni akan kuliner khas Indonesia, mereka disuguhi kuliner nusantara seperti nasi ayam bakar, bakwan goreng, risol, tahu bakso, bakpia dan dadar gulung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News