Amerika Serikat, yang memiliki ribuan tentara yang berusaha mengamankan bandara, telah menetapkan tenggat waktu untuk menyelesaikan evakuasi pada 31 Agustus.
Di sisi lain, Pemerintah AS menyebut masih ada 15 ribu warga Amerika dan 50 ribu hingga 60 ribu sekutunya dari Afghanistan yang perlu dievakuasi. Termasuk jurnalis yang risau akan penindasan di bawah rezim Taliban.
"Kami tahu bahwa kami berjuang melawan ruang dan waktu," kata juru bicara Pentagon John Kirby.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebut evakuasi itu mustahil. "Mereka ingin mengevakuasi 60 ribu orang antara sekarang dan akhir bulan ini. Secara matematis tidak mungkin," aku dia kepada AFP.
Pihaknya juga sudah menyampaikan keluhan kepada Amerika soal pengamanan bandara yang terlalu ketat yang menghambat upaya orang Afghanistan yang bekerja untuk orang Eropa untuk masuk.
Meski begitu, Joe Biden mengatakan tenggat waktu evakuasi itu dapat diperpanjang. Pada Sabtu, 21 Agustus 2021, Pentagon mengatakan 17 ribu orang sudah dievakuasi keluar Afghanistan sejak operasi dimulai pada 14 Agustus, termasuk 2.500 warga Amerika. Ribuan orang lainnya diangkut dengan penerbangan militer asing lainnya.
Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, yang pada 2001 membawa Inggris ke dalam perang di Afghanistan bersama Amerika Serikat, mengkritik AS dengan menyatakan penarikan itu "tidak masuk akal".
"Penelantaran Afghanistan dan rakyatnya adalah tragis, berbahaya, tidak perlu, bukan demi kepentingan mereka dan bukan kepentingan kita," tulis Blair dalam artikelnya. "Kami tidak perlu melakukannya. Kami memilih untuk melakukannya," lanjut dia.
Taliban secara terbuka mengizinkan militer AS mengawasi evakuasi udara itu sambil berfokus soal cara mereka memerintah negara tersebut setelah pasukan asing pergi. Para pejabat mengatakan mereka sedang memetakan "pemerintah yang inklusif".
Salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, pun dikabarkan terbang ke Kabul pada Sabtu, 21 Agustus 2021. Seorang pejabat senior Taliban mengatakan kepada AFP bahwa Baradar akan bertemu dengan para pemimpin jihad, sesepuh, dan politisi dalam beberapa hari ke depan.
Pertemuan di Kabul itu termasuk dilakukan dengan para pemimpin jaringan Haqqani, sebuah organisasi yang dianggap AS sebagai teroris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News