Mengapa fleksibilitas/kelonggaran yang ada di bawah Perjanjian TRIPS tidak cukup?
Fleksibilitas atau kelonggaran yang ada di bawah Perjanjian TRIPS tidak memadai karena ini tidak dirancang dengan memperKmbangkan pandemi. Perizinan yang diperlukan dapat dikeluarkan dengan dasar negara per negara, kasus per kasus dan produk per produk, di mana setiap yurisdiksi dengan rezim IP harus menerbitkan perijinan yang diperlukan secara terpisah, yang secara praktis membuat kolaborasi antar negara menjadi sangat berat. Meskipun kami mendorong penggunaan fleksibilitas TRIPS, hal yang sama memakan waktu dan rumit untuk diterapkan. Karenanya, hanya penggunaannya yang tidak dapat memasKkan akses tepat waktu dari vaksin dan perawatan yang terjangkau.
Demikian pula, kami belum melihat kemajuan yang sangat menggembirakan pada Covid19-Technology Access Pool WHO atau inisiaKf C-TAP, yang mendorong kontribusi sukarela IP, teknologi dan data untuk mendukung pembagian dan peningkatan skala global pembuatan produk medis COVID-19. Lisensi Sukarela, bahkan jika ada, diselimuti kerahasiaan. Syarat dan ketentuan mereka tidak transparan. Ruang lingkup mereka terbatas pada jumlah tertentu atau untuk subset negara yang terbatas, dengan demikian mendorong nasionalisme daripada kolaborasi internasional yang sebenarnya.
Mengapa ada kebutuhan untuk melampaui inisia Inisiatif kerja sama global seperti Mekanisme COVAX dan ACT-Accelerator tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan global yang sangat besar dari 7,8 miliar orang. Inisiatif ACT-A bertujuan untuk mendapatkan 2 miliar dosis vaksin hingga akhir tahun depan dan mendistribusikannya secara adil ke seluruh dunia.
Namun, dengan rezim dua dosis, ini hanya akan mencakup 1 miliar orang. Itu berarti bahwa meskipun ACT-A sepenuhnya dibiayai dan berhasil, yang tidak terjadi saat ini, tidak akan ada cukup vaksin untuk sebagian besar populasi global.