Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr., putra sang diktator, memiliki peluang besar dalam pemilihan presiden tahun depan. Sejak mendeklarasikan niatnya bulan lalu, tingkat elektabilitas Bongbong kian melesat. Tidak hanya itu, dia juga disokong koalisi politik yang kuat.
Bongbong memulai karier politiknya pada tahun 1980 ketika ayahnya masih berjaya. Dia saat itu menjadi pemimpin daerah di Provinsi Ilocos Norte yang merupakan basis politik klan Marcos. Namun, karir politiknya sempat terhenti karena keluarganya terusir dari Filipina pada 1986.
Bongbong pulang ke Filipina setelah ayahnya meninggal pada 1989. Dia lalu membangun kembali karir politiknya di Provinsi Ilocos Norte. Pada 2010-2016, Bongbong memasuki panggung nasional dengan menjadi senator.
Pada pemilihan presiden sebelumnya, Bongbong ikut bertarung memperebutkan posisi wakil presiden. Dia saat itu kalah dengan selisih yang sangat tipis.
Koalisi dengan Duterte-Carpio
Elektabilitas Bongbong meroket setelah anak Presiden Rodrigo Duterte, Sara Duterte-Carpio, bersedia menjadi calon wakil presidennya. Duterte-Carpio sebelumnya disiapkan sebagai calon presiden oleh ayahnya. Wali Kota Davao tersebut secara mengejutkan lebih memilih menjadi pasangan Marcos di menit-menit terakhir.Baca: Resmi Nyapres, Anak Mantan Diktator Filipina Disambut Unjuk Rasa
Dengan menggaet Duterte-Carpio, Bongbong menghilangkan saingan terkuatnya. Sebelumnya, Duterte-Carpio selalu menempati peringkat teratas survei. Selain Duterte-Carpio, saingan Bongbong antara lain Wakil Presiden Leni Robredo, Wali Kota Manila Isko Moreno dan Senator Manny Pacquiao yang juga mantan juara tinju dunia.
Popularitas Bongbong tentunya membuat kubu liberal di Filipina cemas. Banyak pihak belum melupakan tirani Marcos yang korup dan otoriter. Kepemimpinan Bongbong juga dikhawatirkan tidak akan jauh berbeda dengan Presiden Duterte yang penuh dengan pelanggaran HAM dan skandal.
Kubu liberal menaruh harapan kepada Wakil Presiden Robredo dalam pemilihan presiden tahun depan. Dikenal sebagai tokoh yang bersih dari korupsi, basis pendukung Robredo didominasi kelas menengah ke atas. Jika mau mengalahkan Bongbong, Robredo harus mencari cara agar bisa memikat kelas menengah ke bawah.
Berbeda dengan Wakil Presiden Robredo, Wali Kota Moreno mempromosikan dirinya sebagai calon kompromi. Selama kampanye, dia tidak memihak baik kubu pemerintah maupun oposisi. Politisi karismatik tersebut mengincar suara dari berbagai elemen masyarakat di Filipina.
Sementara itu, Senator Pacquiao mengandalkan statusnya sebagai tokoh asal wilayah Mindanao di selatan Filipina. Pacquiao menjadi satu-satunya calon kuat asal Mindanao setelah Duterte-Carpio menjadi pasangan Bongbong.
Ancaman Diskualifikasi
Koalisi antara Bongbong dan Duterte-Carpio sebetulnya tidak sepenuhnya mulus. Presiden Duterte marah putrinya lebih memilih menjadi calon wakil presiden daripada calon presiden. Dia pun berkali-kali menyerang Bongbong di media.Bongbong juga didera masalah yang bisa membuatnya didiskualifikasi dari kompetisi. Pada 1995, Bongbong terbukti bersalah terkait kasus penggelapan pajak. Dianggap melanggar peraturan, beberapa pihak mengajukan petisi kepada Komisi Pemilihan Umum Filipina (Comelec) untuk membatalkan pencalonan Bongbong.
Bongbong sendiri membantah dirinya tidak berhak maju dalam pemilihan presiden. Dia mengatakan bahwa dia sebelumnya mengikuti pemilihan senator dan wakil presiden tanpa ada halangan. Dia menganggap petisi-petisi yang bermunculan hanyalah manuver untuk menghentikan pencalonannya.
Pemilihan presiden Filipina rencananya diselenggarakan pada Mei 2022. Kandidat dinyatakan menang jika meraih suara terbanyak meskipun tidak mencapai lebih dari 50 persen. Presiden Duterte hanya meraih 39 persen suara dalam pemilihan presiden sebelumnya.
Presiden Filipina hanya bisa berkuasa 1 periode. Hal inilah yang membuat Presiden Duterte tidak bisa maju untuk kedua kalinya. Peraturan tersebut bertujuan untuk mencegah munculnya diktator seperti Marcos.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News