Ferdinand Marcos Jr, anak dari mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos, melambaikan tangan ke arah para pendukungnya di Pasay, 6 Oktober 2021 (Jam STA ROSA / AFP)
Ferdinand Marcos Jr, anak dari mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos, melambaikan tangan ke arah para pendukungnya di Pasay, 6 Oktober 2021 (Jam STA ROSA / AFP)

Resmi Nyapres, Anak Mantan Diktator Filipina Disambut Unjuk Rasa

Willy Haryono • 06 Oktober 2021 15:38
Pasay: Anak dari mantan diktator Ferdinand Marcos, Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr," resmi mendaftarkan diri sebagai calon presiden untuk pemilu Filipina 2022 pada Rabu ini, 6 Oktober 2021. Pencalonan Marcos Jr langsung memicu aksi protes sejumlah aktivis, yang menolak lupa atas kejahatan hak asasi manusia yang dilakukan Ferdinand Marcos di masa lalu.
 
Marcos Jr telah menyerahkan segala dokumen persyaratan ke komisi pemilihan Filipina. Usai mendaftar, ia melambakan tangan ke puluhan pendukung yang meneriakkan namanya.
 
Pria 64 tahun itu bertekad menyatukan masyarakat Filipina dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk soal penanganan pandemi Covid-19. Namun sebagian masyarakat Filipina geram atas pencalonan tersebut karena merasa geram atas deretan kejahatan yang dilakukan keluarga Marcos.
Baca:  Putra Mantan Diktator Ferdinand Marcos Calonkan Diri sebagai Presiden
 
Dikutip dari laman Independent, lebih dari 100 orang berunjuk rasa menentang Marcos Jr di area gedung Komisi HAM Filipina. Mereka membakar semacam boneka figur yang digambarkan sebagai Ferdinand Marcos dan juga Presiden Filipina saat ini, Rodrigo Duterte.
 
Duterte dikenal sebagai sekutu dari keluarga Marcos. Sebaliknya, Marcos Jr juga dikenal mendukung pemerintahan Duterte, termasuk dalam kebijakan perang kontroversial pemberantasan narkotika.
 
Dalam aksi protes, para pengunjuk rasa membawa plakat bertuliskan "jangan lagi" sembari meneriakan yel-yel kecaman terhadap Marcos Jr. Mereka menyerukan masyarakat Filipina untuk tidak lupa terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan keluarga Marcos dalam periode 1972 hingga 1981.
 
"Ini terasa seperti deja vu," kata seorang pemimpin demonstrasi, Tinay Palabay. "Ini merupakan tamparan bagi para korban penyiksaan, pemerkosaan, dan aksi kekerasan lainnya. Banyak keluarga yang masih mencari orang-orang tercinta mereka hingga saat ini," sambungnya, merujuk pada banyaknya kasus orang hilang selama pemerintahan Marcos.
 
Palabay mengatakan koalisi sayap kiri dan grup HAM akan menggelar lebih banyak unjuk rasa dalam menentang pencalonan diri Marcos Jr. Mereka juga meminta agar para politisi di Filipina menolak ajakan atau tawaran apapun dari Marcos Jr.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(WIL)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif