Ekonomi kreatif ini menjadi salah satu bahasan di sela Sidang ke-76 Majelis Umum PBB, yakni di acara bertajuk Ministerial Side Event on Resilient and Inclusive Creative Economy for a Thriving Future.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi turut hadir dalam acara tersebut untuk mendorong ekonomi kreatif agar menjadi arus utama di kancah global.
"Kita ingin menjaga momentum pelaksanaan tahun internasional ekonomi kreatif ini. Indonesia ingin mengarusutamakan agenda ekonomi kreatif dalam agenda masyarakat internasional," kata Menlu Retno dalam keterangan virtual kepada awak media dari New York, Sabtu, 25 September 2021.
Mengapa Indonesia terus menyuarakan ekonomi kreatif? Menlu Retno menyebut, ekonomi kreatif merupakan "solusi inovatif dalam menyikapi pandemi dan mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional."
Industri ekonomi kreatif ini, lanjut Menlu Retno, mampu menciptakan lapangan pekerjaan, mempekerjakan wanita dan anak muda, serta mengentaskan kemiskinan.
"Di sinilah peran penting ekonomi kreatif yang menyumbang lebih dari 30 juta pekerja di dunia, di mana setengahnya adalah perempuan. Di Indonesia sendiri, ekonomi kreatif mempekerjakan 14,3 persen tenaga kerja Indonesia," ungkap Menlu Retno.
Di masa pandemi seperti ini, industri kreatif terbukti mampu bukan saja bertahan, namun juga tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, International Year of Creative Economy for Sustainable Development 2021 menjadi momentum untuk lebih mendukung ekonomi kreatif sebagai upaya bagi percepatan pemulihan ekonomi global.
Bca: Membangkitkan Ekonomi dari Pandemi hingga Jadi Pandemic Winner
Untuk mengarusutamakan industri ekonomi kreatif dalam agenda global, Menlu Retno menyampaikan dua hal di dalam pertemuan. Pertama, menciptakan kondisi kondusif bagi berkembangnya industri ekonomi kreatif.
Penciptaan kondisi kondusif ini merupakan tanggung jawab pemerintah yang diharapkan dapat dilakukan melalui beberapa hal, yakni membuat kebijakan dan peraturan yang memacu inovasi; memberikan akses terhadap pembiayaan; memfasilitasi digitalisasi dan penetrasi pasar di luar negeri; dan mengembangkan sumber daya manusia.
"Aset terbaik dari industri ekonomi kreatif adalah sumber daya manusia," sebut Menlu Retno,
Poin kedua adalah memperkuat kolaborasi untuk mengarusutamakan agenda ekonomi kreatif. Langkah awal adalah meningkatkan kepedulian publik terhadap arti penting ekonomi kreatif. Peran industri di negara berkembang juga harus diperkuat.
Sistem PBB, lanjut Menlu Retno, diharapkan dapat mendukung tumbuh dan berkembangnya industri ekonomi kreatif di dunia melalui saling berbagi pengalaman; tuntunan kebijakan atau policy guidelines; dan menyediakan platform untuk kolaborasi.
"Di akhir sambutan, saya kembali mengajak semua pihak untuk memanfaatkan tahun internasional ekonomi kreatif guna mendukung berkembangnya industri ini agar dunia dapat segera pulih," pungkas Menlu Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News