Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden mengakui bahwa tujuan AS di Afghanistan menjadi ‘semakin tidak jelas’ selama dekade terakhir. Dia menetapkan batas waktu untuk menarik 2.500 tentara AS yang tersisa di Afghanistan pada 11 September, tepat 20 tahun setelah serangan Al Qaeda di Amerika Serikat yang memicu perang.
Baca: AS akan Tarik Pasukan dari Afghanistan pada 11 September.
Tetapi dengan menarik diri tanpa kemenangan yang jelas, Amerika Serikat membuka diri terhadap kritik bahwa penarikan tersebut merupakan pengakuan de facto atas kegagalan strategi militer Amerika.
“Itu tidak pernah dimaksudkan sebagai pekerjaan multigenerasi. Kami diserang. Kami berperang dengan tujuan yang jelas. Kami mencapai tujuan itu," kata Biden, seperti dikutip The New York Times, Kamis 15 April 2021.
Biden mencatat bahwa pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden dibunuh oleh pasukan Amerika pada 2011 dan mengatakan bahwa organisasi telah ‘terdegradasi’ di Afghanistan.
“Dan inilah waktunya untuk mengakhiri perang selamanya,” tambah Biden.
Perang tersebut telah merenggut nyawa 2.448 anggota tentara Amerika dan menghabiskan sekitar USD2 triliun. Jumlah pasukan AS di Afghanistan mencapai puncaknya pada lebih dari 100.000 pada 2011.
Presiden dari Partai Demokrat telah menghadapi tenggat waktu penarikan 1 Mei, yang ditetapkan oleh pendahulunya dari Partai Republik, Donald Trump. Trump pernah mencoba tetapi gagal menarik pasukan sebelum lengser pada Januari. Sebaliknya, Biden mengatakan penarikan terakhir akan dimulai pada 1 Mei dan berakhir pada 11 September.
Dalam penarikan diri, Biden merangkul risiko di awal masa kepresidenannya yang terbukti terlalu besar untuk para pendahulunya, termasuk bahwa Al Qaeda mungkin membangun kembali dirinya sendiri atau bahwa pemberontakan Taliban dapat menggulingkan pemerintah yang didukung AS di Kabul.
“Saya sekarang adalah Presiden Amerika keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan. Dua Republikan. Dua Demokrat,” ucap Biden.
"Saya tidak akan meneruskan tanggung jawab ini kepada yang kelima,” tegasnya.
Bertemu dengan pejabat NATO di Brussels, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pasukan asing di bawah komando NATO di Afghanistan akan berkoordinasi dengan penarikan AS pada 11 September, setelah Jerman mengatakan akan sesuai dengan rencana Amerika.
Baca: Jerman akan Ikuti Langkah Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan.
Blinken juga berbicara melalui telepon dengan panglima militer Pakistan pada Rabu dan membahas proses perdamaian, kata sayap media militer Pakistan.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menulis di Twitter bahwa dia berbicara dengan Biden dan menghormati keputusan AS. Ghani menambahkan bahwa "kami akan bekerja dengan mitra AS kami untuk memastikan transisi yang mulus" dan "kami akan terus bekerja dengan mitra AS dan NATO kami dalam upaya perdamaian yang sedang berlangsung."
Sebuah konferensi direncanakan di Afghanistan mulai 24 April di Istanbul yang akan mencakup Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Qatar. Taliban, yang digulingkan dari kekuasaan pada 2001 oleh pasukan pimpinan AS mengatakan, mereka tidak akan ambil bagian dalam pertemuan apa pun yang melibatkan keputusan tentang Afghanistan sampai semua pasukan asing pergi.
Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada Rabu meminta Amerika Serikat untuk mematuhi kesepakatan yang dicapai kelompok itu dengan pemerintahan Trump.
"Jika kesepakatan itu dijanjikan, masalah yang tersisa juga akan diselesaikan," tulis Mujahid di Twitter.
"Jika kesepakatan tidak berkomitmen untuk masalah pasti akan meningkat,” imbuh Mujahid.
Biden menolak gagasan bahwa pasukan AS dapat memberikan pengaruh yang dibutuhkan untuk perdamaian, dengan mengatakan: “Kami memberikan argumen itu satu dekade. Itu tidak pernah terbukti efektif. "
“Pasukan Amerika tidak boleh digunakan sebagai alat tawar-menawar antara pihak yang bertikai di negara lain,” tutur Biden.
Biden juga mengatakan ancaman terorisme tidak terbatas pada satu negara dan meninggalkan pasukan Amerika di satu negeri asing dengan biaya finansial yang besar tidak masuk akal.
Presiden Biden membuat keputusan pribadi, dengan mengenang mendiang putranya yang bertugas di Irak dan menunjukkan kartu yang dia bawa dengan jumlah tentara AS yang terbunuh dan terluka di Afghanistan. Mengunjungi Pemakaman Nasional Arlington di Virginia, Biden kemudian mengatakan keputusan untuk mundur itu tidak sulit.
“Bagi saya, itu sangat jelas,” kata Biden.
Di ibu kota Afghanistan, Kabul, para pejabat mengatakan mereka akan melanjutkan pembicaraan damai dan pasukan mereka yang mempertahankan negara.
"Sekarang setelah ada pengumuman tentang penarikan pasukan asing dalam beberapa bulan, kami perlu mencari cara untuk hidup berdampingan," ujar Abdullah Abdullah, seorang pejabat tinggi perdamaian dan mantan calon presiden.
"Kami percaya bahwa tidak ada pemenang dalam konflik Afghanistan dan kami berharap Taliban juga menyadarinya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News