Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengunjungi wilayah Borodianka, Kiev. Foto: AFP
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengunjungi wilayah Borodianka, Kiev. Foto: AFP

Datang ke Ukraina, Sekjen PBB Bertemu Presiden Zelensky dan Telusuri Kiev

Fajar Nugraha • 28 April 2022 21:06
Kiev: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjamu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dalam sebuah pembicaraan Kamis 28 April 2022. Sementara Ukraina menyerukan embargo pasokan energi Rusia dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyiapkan proposal untuk bantuan militer, ekonomi dan kemanusiaan.
 
Guterres tiba di Ukraina dengan niat bekerja untuk “memperluas dukungan kemanusiaan dan mengamankan evakuasi warga sipil dari zona konflik.” Ini topik yang menjadi bagian dari pembicaraannya awal pekan ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
 
“Semakin cepat perang ini berakhir, semakin baik demi Ukraina, Rusia, dan dunia,” cuit Guterres, seperti dikutip VOA.

Selama di Kiev, Sekjen Guterres pun menelusuri wilayah Borodianka. Dengan penjagaan ketat, Guterres melihat kehancuran kota akibat serangan Rusia.
 
Datang ke Ukraina, Sekjen PBB Bertemu Presiden Zelensky dan Telusuri Kiev
Sekjen PBB Antonio Guterres di Borodianka, Kiev. Foto: AFP
 

PBB mengatakan, pada Rabu bahwa pihaknya memiliki tim di Moskow dan Kiev yang menindaklanjuti kesepakatan ‘pada prinsipnya’ yang dicapai Guterres dengan Putin untuk mengizinkan PBB dan Komite Internasional Palang Merah untuk mengevakuasi warga sipil yang terperangkap di pabrik baja Azovstol di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.
 
“Apa yang kami miliki masih merupakan kesepakatan pada prinsipnya. Apa yang kami coba lakukan adalah menerjemahkannya ke dalam kesepakatan secara rinci dan kesepakatan di lapangan," kata juru bicara Guterres, Farhan Haq kepada wartawan.
 
“Pada akhirnya, yang kami inginkan adalah memastikan bahwa gencatan senjata akan dihormati yang akan memungkinkan kami untuk memindahkan orang dengan aman,” sebutnya.
 
"Kami tidak memiliki kondisi itu pada saat ini," imbuh juru bicara itu.

Energi Rusia

Penasihat Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan “hanya masalah waktu" sebelum embargo dikenakan pada industri energi utama Rusia.
 
Sementara negara-negara Eropa telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi atau menghilangkan ketergantungan mereka pada minyak dan gas Rusia. Mereka berupaya mengganti pasokan itu dan potensi pukulan ekonomi di dalam negeri telah membuat beberapa pemimpin menyatakan kehati-hatian tentang seberapa cepat untuk melanjutkan ke jalan itu ketika pejabat Ukraina menyerukan embargo.
 

 
Podolyak menulis bahwa menghindari pasokan energi Rusia adalah masalah moral dan masalah Rusia berhenti "menjadi mitra yang dapat diandalkan dan dapat diprediksi di mata dunia."
 
“Beralih ke saluran pasokan alternatif dengan cepat akan mahal, tetapi tidak semahal tidak melakukannya,” tulis Podolyak di Twitter.
 
“Dalam jangka menengah, Moskow akan menghadapi isolasi ekonomi dan politik total. Akibatnya, kemiskinan, skala yang belum dilihat Rusia,” tuturnya.
 
Komentarnya muncul sehari setelah Gazprom Rusia menghentikan pasokan gas alam ke Polandia dan Bulgaria.
 
Datang ke Ukraina, Sekjen PBB Bertemu Presiden Zelensky dan Telusuri Kiev
Sekjen PBB Antonio Guterres di Kiev. Foto: AFP
 
Gazprom mengatakan pada Rabu bahwa Polandia dan Bulgaria belum memenuhi permintaan Rusia untuk membayar gas alam dalam rubel. Perusahaan mengatakan empat pembeli gas alam yang tidak disebutkan namanya telah membayar Rusia dalam rubel, dan 10 perusahaan Eropa telah membuat akun rubel untuk melakukan pembayaran dalam mata uang Rusia, Bloomberg News melaporkan.
 
Gedung Putih mengatakan Rabu bahwa langkah Rusia ini sudah diantisipasi.
 
"Itulah sebabnya kami, tentu saja, telah berhubungan dengan Eropa, termasuk dengan negara-negara ini selama 24 jam terakhir, dengan para pemimpin di Polandia dan Bulgaria," ujar sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan.
 
“Kami telah bekerja selama beberapa waktu sekarang, selama berbulan-bulan dengan mitra di seluruh dunia untuk mendiversifikasi pasokan gas alam ke Eropa untuk mengantisipasi, dan juga untuk mengatasi, kebutuhan jangka pendek dan mengganti volume yang seharusnya datang dari Rusia,” sebut Psaki.
 
Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan, pemutusan aliran gas Rusia melanggar "prinsip dasar hukum”. Sementara Menteri Energi Bulgaria Alexander Nikolov mengatakan gas digunakan sebagai ‘senjata politik dan ekonomi’.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan