Guterres tiba di Ukraina dengan niat bekerja untuk “memperluas dukungan kemanusiaan dan mengamankan evakuasi warga sipil dari zona konflik.” Ini topik yang menjadi bagian dari pembicaraannya awal pekan ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
“Semakin cepat perang ini berakhir, semakin baik demi Ukraina, Rusia, dan dunia,” cuit Guterres, seperti dikutip VOA.
Selama di Kiev, Sekjen Guterres pun menelusuri wilayah Borodianka. Dengan penjagaan ketat, Guterres melihat kehancuran kota akibat serangan Rusia.

Sekjen PBB Antonio Guterres di Borodianka, Kiev. Foto: AFP
PBB mengatakan, pada Rabu bahwa pihaknya memiliki tim di Moskow dan Kiev yang menindaklanjuti kesepakatan ‘pada prinsipnya’ yang dicapai Guterres dengan Putin untuk mengizinkan PBB dan Komite Internasional Palang Merah untuk mengevakuasi warga sipil yang terperangkap di pabrik baja Azovstol di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.
“Apa yang kami miliki masih merupakan kesepakatan pada prinsipnya. Apa yang kami coba lakukan adalah menerjemahkannya ke dalam kesepakatan secara rinci dan kesepakatan di lapangan," kata juru bicara Guterres, Farhan Haq kepada wartawan.
“Pada akhirnya, yang kami inginkan adalah memastikan bahwa gencatan senjata akan dihormati yang akan memungkinkan kami untuk memindahkan orang dengan aman,” sebutnya.
"Kami tidak memiliki kondisi itu pada saat ini," imbuh juru bicara itu.
Energi Rusia
Penasihat Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan “hanya masalah waktu" sebelum embargo dikenakan pada industri energi utama Rusia.Sementara negara-negara Eropa telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi atau menghilangkan ketergantungan mereka pada minyak dan gas Rusia. Mereka berupaya mengganti pasokan itu dan potensi pukulan ekonomi di dalam negeri telah membuat beberapa pemimpin menyatakan kehati-hatian tentang seberapa cepat untuk melanjutkan ke jalan itu ketika pejabat Ukraina menyerukan embargo.