Polisi berkumpul di lokasi penikaman di area sebuah gereja di Nice, Prancis. (Valery Hache/AFP)
Polisi berkumpul di lokasi penikaman di area sebuah gereja di Nice, Prancis. (Valery Hache/AFP)

Fethullah Gulen Kecam Rangkaian Aksi Kekerasan di Prancis

Willy Haryono • 03 November 2020 20:05
Istanbul: Ulama ternama asal Turki, Fethullah Gulen, mengecam pemenggalan guru di Paris dan juga penikaman yang menewaskan tiga orang di sebuah gereja di Nice, Prancis. Gulen menyayangkan para pelaku yang menggunakan simbol-simbol agama karena justru tindakan mereka jelas-jelas jauh dari tuntunan nabi yang damai dan penuh kasih sayang.
 
Rangkaian aksi kekerasan tersebut terkait dengan kontroversi kartun Nabi Muhammad buatan majalah Charlie Hebdo.
 
"Saya mendengar bahwa telah terjadi sebuah pembunuhan atas Samuel Paty secara sangat sadis di sebuah daerah di Paris baru-baru ini dan kabar ini amat mengguncang kedalaman hati saya," ujarnya, seperti dilansir tr724.com pada Selasa, 3 November 2020.

Gulen juga terkejut dan mengaku sedih dengan peristiwa penikaman secara keji di sebuah lokasi ibadah di Nice. Penyerangan dengan pisau itu menewaskan tiga orang, dua di antaranya meninggal di dalam gereja.
 
Baca:  Pelaku Teror Nice Datang untuk Membunuh
 
"Betapa pedihnya bahwa saya merasa sangat terperangah saat mendengar bahwa di sebuah kota lain di Prancis, di sebuah tempat ibadah, pada saat ibadah dilakukan, juga terjadi penyerangan dengan pisau yang berakhir dengan pembunuhan bengis," kata Gulen.
 
"Saya ingin mengungkapkan secara terbuka, bahwa kenyataan ketika para pelaku pelanggaran pada dua peristiwa ini menggunakan argumen-argumen Islami sebagai slogan-slogan agama, lebih membuat kesedihan saya semakin dalam," ujarnya lagi.
 
Kekerasan, ucap Gulen, sampai kapan pun sama sekali tak bisa diberikan toleransi.
 
Menurutnya, dapat dipahami bahwa kaum Muslim -- yang meyakini dan menghormati semua nabi dan rasul yang datang dan pergi sejak zaman Nabi Adam -- mengharapkan adanya sikap penghormatan dari lawan bicaranya terhadap Nabi Muhhammad.
 
Namun Gulen berpendapat aksi kekerasan bukanlah respons yang baik terhadap penghinaan Nabi Muhammad, dalam hal ini yang disebabkan kartun kontroversial buatan Charlie Hebdo.
 
"Dalam hal ini, sampai kapan pun terlibat dalam kekerasan sama sekali tak bisa disetujui," katanya.
 
 

Gulen mengatakan, apapun keyakinannya, manusia adalah makhluk terhormat, dan kehidupan manusia adalah sesuatu yang mulia. "Meremehkan kemuliaan kehidupan manusia ini, sama sekali tak bisa dipantaskan untuk dikaitkan baik pada Islam maupun pada kemanusiaan," ungkap Gulen.
 
Ditegaskannya, kekerasan dan kebrutalan bukanlah jalan nabi. "Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selalu bersikap penuh cinta kasih dan toleransi pada mereka yang menghina serta melecehkan dirinya, dan Beliau pernah menghadapi segala macam bentuk musuh," katanya.
 
Menunjukkan kekejaman atas nama Rasulullah, menurut Gulen, adalah bentuk ketidakmampuan seseorang dalam mengambil manfaat dari pesan-pesan Nabi Muhammad yang mencakup seluruh kemanusiaan. Melakukan aksi kekerasan justru dinilai sebagai sebuah penghinaan besar di hadapan warisan Nabi Muhammad.
 
"Sekali lagi saya melaknat segala bentuk teror, pada siapa pun yang melakukan dan dengan maksud apapun," tegas Gulen.
 
Gulen mengajak semua orang untuk berlaku baik antar satu sama lain dengan penuh rasa hormat dan cinta, "saling berpelukan tanpa memperdulikan perbedaan kepercayaan, bahasa dan warna kulit, berpadu erat di sekitar nilai-nilai universal."
 
Mengenai rangkaian teror di Prancis, Gulen menyampaikan belasungkawa mendalam kepada semua keluarga korban. "Saya turut merasakan kesedihan bersama rakyat Prancis serta dengan semua yang memandang dirinya sebagai individu dari keluarga bernama 'kemanusiaan,'" pungkas Gulen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan