Petugas medis militer Meksiko menerima suntikan vaksin covid-19 Pfizer-BioNTech. Foto: AFP
Petugas medis militer Meksiko menerima suntikan vaksin covid-19 Pfizer-BioNTech. Foto: AFP

Meksiko dan Chile Suntik Vaksin Covid-19 Pertama di Amerika Latin

Fajar Nugraha • 25 Desember 2020 18:10
Mexico City: Pekerja medis garis di Meksiko dan Chile termasuk di antara yang pertama divaksinasi untuk melawan virus korona. Mereka divaksinasi pada Kamis 24 Desember ketika beberapa negara di Amerika Latin yang terpukul keras meluncurkan program imunisasi vaksin covid-19 massal.
 
"Itu adalah hadiah terbaik yang bisa saya terima pada 2020," kata perawat Meksiko berusia 59 tahun Maria Irene Ramirez saat menerima suntikan di sebuah rumah sakit di ibu kota pada malam Natal, seperti dikutip AFP, Jumat 25 Desember 2020.
 
"Itu membuat saya lebih aman dan memberi saya lebih banyak keberanian untuk melanjutkan perang melawan musuh yang tak terlihat. Kami takut, tetapi kami harus melanjutkan,” tegasnya.

Vaksinasi disiarkan secara langsung melalui televisi di Meksiko dan dilakukan satu hari setelah 3.000 dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech tiba dengan pesawat kargo dari Belgia.
 
Meksiko telah mencatat lebih dari 120.000 kematian akibat covid-19. Jumlah itu menjadinya mencatat korban tertinggi keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, dan India.
 
Brasil, yang telah melaporkan hampir 190.000 kematian, masih menegosiasikan pembelian 350 juta dosis vaksin virus korona untuk 2021.
 
Imunisasi telah menjadi masalah yang sangat dipolitisasi dan Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro berulang kali mengatakan dia tidak akan mengambil vaksin.

Harapan semua orang

Di Chile, asisten perawat berusia 46 tahun Zulema Riquelme adalah orang pertama yang terlihat menerima suntikan. Vaksinasi dilakukan beberapa jam setelah 10.000 dosis pertama dari vaksin Pfizer-BioNTech tiba dengan pesawat.
 
"Saya sangat senang dan gugup, banyak emosi," katanya setelah diinokulasi di hadapan Presiden Sebastian Pinera di ibu kota.
 
"Kalian adalah harapan semua orang," kata Pinera padanya.
 

 
Meksiko adalah negara pertama di Amerika Latin yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech, diikuti oleh Chile serta Kosta Rika, yang juga  memulai program imunisasi pada Kamis.
 
"Ini mungkin awal dari akhir pandemi ini," tegas Presiden Kosta Rika Carlos Alvarado.
 
Sementara itu Argentina menerima 300.000 dosis pertama vaksin Sputnik V Rusia pada Kamis dalam penerbangan khusus dari Moskow.
 
Ini adalah satu-satunya negara Amerika Latin yang sejauh ini menyetujui vaksin dari Rusia. Vaksin Sputnik sebelumnya yang menghadapi kritik karena telah terdaftar sebelum dimulainya uji klinis skala besar.
 
Argentina dan Meksiko juga memiliki kesepakatan dengan AstraZeneca Inggris untuk memproduksi vaksinnya untuk disuplai ke negara-negara Amerika Latin.


Waspada di Meksiko

Ibu Kota Mexico City dan sekitarnya minggu lalu mengumumkan penangguhan baru semua kegiatan yang tidak penting. Pemerintah setempat memperingatkan bahwa rumah sakit dalam bahaya kewalahan akibat lonjakan jumlah kasus covid-19.
 
Pemerintah telah berjanji untuk menyediakan vaksinasi secara gratis di seluruh negara berpenduduk hampir 129 juta orang. Ini menjadi tantangan logistik besar-besaran yang melibatkan angkatan bersenjata.
 
Dosis pertama dibawa ke instalasi militer di selatan Mexico City pada hari Rabu, dijaga oleh pengawal keamanan untuk mencegahnya jatuh ke tangan geng kriminal yang kuat di negara itu.
 
Kementerian luar negeri mengatakan bahwa 1,4 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech akan tiba pada 31 Januari. Jumlah ini merupakan bagian dari 34,4 juta yang telah disetujui oleh perusahaan AS untuk dikirim.
 
Negeri Sombrero juga memiliki perjanjian pembelian awal dengan CanSino Biologics Tiongkok, untuk pesanan 35 juta dosis dan dengan AstraZeneca sebanyak 77,4 juta dosis.
 
Kesepakatan itu juga merupakan bagian dari mekanisme COVAX internasional yang bertujuan untuk memastikan akses yang adil bagi semua negara, yang memungkinkannya untuk membeli 51,6 juta vaksin tambahan.
 
Sementara Chile telah memesan 30 juta dosis dari tiga vaksin. Jumlah itu cukup untuk mengimunisasi 15 juta orang di negara berpenduduk 18 juta itu pada pertengahan 2021.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan