Bangkok: Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang baru untuk Myanmar, Dr Noeleen Heyzer menyatakan, keprihatinan tentang meningkatnya kekerasan di Myanmar. Heyzer menyerukan gencatan senjata pada tahun baru untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan.
Dalam pernyataan resmi pertamanya sejak menjabat dua minggu lalu, Dr Heyzer menyerukan penghentian permusuhan "di seluruh Myanmar".
“PBB mendesak semua pihak untuk bertindak demi kepentingan bangsa yang lebih besar dan untuk sepenuhnya menghormati kewajiban mereka di bawah hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional untuk melindungi warga sipil, memastikan pergerakan bebas menuju keselamatan bila diperlukan,” ujar Heyzer, seperti dikutip AFP, Selasa 28 Desember 2021.
Baca: Militer Myanmar Diduga Bunuh Lebih dari 30 Orang di Kayah.
“Kondisi inimemungkinkan bantuan kemanusiaan diberikan kepada mereka yang membutuhkan, termasuk mereka yang terpaksa melarikan diri dari kekerasan,” jelasnya.
Komentarnya muncul setelah akhir pekan Natal yang sangat mematikan ketika militer Myanmar mengintensifkan tindakan kerasnya terhadap orang-orang yang menentang kudeta 1 Februari yang tidak populer.
Pada Sabtu, lebih dari 30 mayat hangus ditemukan di negara bagian Kayah, di mana kelompok-kelompok bersenjata telah memerangi pasukan junta.
Media lokal dan kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa anak-anak, wanita dan orang tua yang melarikan diri dari konflik termasuk di antara mereka yang ditahan dan dibunuh.
Organisasi bantuan internasional Save the Children mengatakan, dua stafnya hilang setelah terjebak dalam insiden tersebut. Kendaraan pribadi mereka telah diserang dan dibakar.
Kepala urusan kemanusiaan PBB Martin Griffiths pada Minggu mengutuk "insiden menyedihkan" itu dan mendesak penyelidikan cepat.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan