Gunung La Soufriere di St Vincent and Grenadines masih mengancam masyarakat. Foto: AFP
Gunung La Soufriere di St Vincent and Grenadines masih mengancam masyarakat. Foto: AFP

Letusan Gunung Terus Guncang Karibia, PBB Minta Bantuan Internasional

Fajar Nugraha • 15 April 2021 10:57
Karibia: Saat gunung berapi eksplosif terus mengguncang pulau St. Vincent and Grenadines di Karibia timur pada Rabu, Perdana Menteri Dr Ralph Gonsalves sekali lagi mengimbau mereka yang masih berada di zona berbahaya untuk pergi.
 
"Demi Tuhan, pergi. Jangan mempertaruhkan nyawa dan tubuh lagi," desak Perdana Menteri Dr Ralph Gonsalves memberi tahu orang-orang yang masih berada di zona merah Gunung La Soufrière, seperti dikutip Miami Herald, Kamis 15 April 2021.
 
Gonsalves datang saat gunung berapi La Soufrière setinggi 4.000 kaki terus mengubur sebagian besar komunitas di utara negara itu di bawah abu. Kepala ahli geologi Richard Robertson memastikan bahwa longsoran gas panas, debu vulkanik, dan bebatuan sekarang memengaruhi komunitas baru di jalur gunung berapi.

Penilaian Robertson datang ketika para pejabat bencana darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Karibia juga memperingatkan Rabu tentang krisis kemanusiaan yang sedang berkembang di tengah ketidakpastian kapan gunung berapi yang bergemuruh akan berhenti memuntahkan gas dan abu panas.
 
Sementara interval antara ledakan semakin lama, Robertson mengatakan, bahaya gunung berapi telah melebar karena ledakan - yang dikenal sebagai aliran piroklastik. "Begitu aliran keluar dari gunung dan lembah, mereka menyebar ke segala arah jika tidak ada yang menghentikannya," tegas Robertson.
 
"Satu-satunya hal yang menghentikan mereka adalah jumlah energi yang mereka miliki," kata Robertson, yang memotret letusan eksplosif lain Rabu pagi. "Jika energi gunung memiliki cukup kekuatan di dalamnya, jika mereka memiliki cukup energi, mereka akan terus mengalir," ujarnya.
 
Gunung berapi mulai meletus pada Jumat setelah lebih dari 40 tahun tidak aktif. Abu menyebar ke pulau-pulau tetangga dan menyebabkan penutupan bandara di Barbados karena jarak pandang yang buruk. Abu juga mempengaruhi St. Lucia dan Grenada di dekatnya.
 
Didier Trebucq, koordinator penduduk PBB untuk Barbados dan Karibia timur mengatakan, pada Rabu bahwa ledakan sedang berlangsung dan mereka memperkirakan akan terus berlanjut selama beberapa minggu mendatang.
 
"Kami menghadapi situasi dengan ketidakpastian yang besar dan juga, krisis kemanusiaan yang sedang tumbuh. Dan itu mungkin berlanjut selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan," ucap Trebucq dalam sebuah penjelasan dengan wartawan di markas besar PBB di New York.
 
"Dari 1.110.000 orang negara pulau itu, sebanyak 20.000 dari 30 desa di zona merah telah mengungsi," katanya.
 
Hingga Rabu, ada 4.000 pengungsi di 87 tempat penampungan yang dikelola pemerintah. Trebucq mencatat bahwa meski 20.000 orang ini berisiko rawan pangan karena tanaman dirusak oleh abu dan gas panas, "pada kenyataannya 100 persen penduduk secara tidak langsung terpengaruh oleh situasi tersebut."
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan