Suara gemuruh dari La Soufriere terdengar hingga ke Kingstown, ibu kota dari St Vincent, negara kecil di gugus Kepulauan Karibia.
"Saya bertanya-tanya, kapan gunung ini akan berhenti bergemuruh," kata seorang warga bernama Kalique Sutherland, dilansir dari laman CP24.
Richard Robertson, kepala ilmuwan dari University of the West Indies Seismic Research Center, mengatakan bahwa erupsi gunung La Soufriere dapat berlanjut hingga beberapa hari ke depan.
Ia menyebut La Soufriere bisa saja tiba-tiba berhenti bergemuruh, namun "jangan kaget jika nantinya aktif kembali seperti saat ini."
Menurut seorang petani bernama Elford Lewis, erupsi La Soufriere kali ini lebih buruk dibanding tahun 1979. "Erupsi kali ini lebih serius," ucapnya.
Erupsi super besar di La Soufriere terjadi pada 1902. Kala itu, erupsi menewaskan sekitar 1.600 orang.
Sempat "tertidur" selama berdekade-dekade, La Soufriere kembali aktif pada Desember 2020. Aktivitasnya mulai meningkat pada Kamis kemarin, dan erupsi pun terjadi satu hari setelahnya.
Perdana Menteri St Vincent Ralph Gonsalves meminta masyarakat untuk tetap tenang meski La Soufriere masih tetap bergemuruh.
Satu hari usai erupsi, warga di seantero St Vincent -- negara dengan total populasi 110 ribu -- terbangun dengan pemandangan serba putih. Rumah mereka sudah tertutup sepenuhnya oleh abu vulkanik.
Baca: Abu Vulkanik Selimuti Bangunan dan Jalan Raya di St Vincent
Seorang saksi mata di kota Rabaka mengatakan bahwa halaman rumahnya tertutup abu vulkanik dan fragmen bebatuan setebal 30 sentimeter.
Otoritas St Vincent mengimbau warga untuk tetap berada di dalam ruangan. Warga yang memiliki masalah pernapasan juga diminta untuk sebisa mungkin menghindari kegiatan di luar rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News