La Soufriere terus menyemburkan abu vulkanik hingga ribuan meter ke udara. Perdana Menteri St Vincent Ralph Gonsalves meminta masyarakat untuk tetap tenang.
Sempat "tertidur" selama berdekade-dekade, La Soufriere kembali aktif pada Desember 2020. Aktivitasnya mulai meningkat pada Kamis kemarin, dan erupsi pun terjadi satu hari setelahnya.
Ribuan orang di dekat gunung La Soufriere telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Akibat erupsi ini, pasokan air bersih ke sebagian besar St Vincent terputus.
Sekitar 3.000 warga St Vincent menghabiskan sepanjang Jumat malam di beberapa tempat pengungsian. Hingga sejauh ini, 16 ribu warga telah dievakuasi dari "zona merah" dekat La Soufriere.
Baca: Erupsi Gunung Berapi di St Vincent Karibia Picu Evakuasi Massa
Gonsalves mengaku belum mengetahui seberapa banyak abu vulkanik yang akan dikeluarkan La Soufriere. Sejumlah ilmuwan memperingatkan bahwa erupsi La Soufriere dapat berlangsung selama berhari-hari atau beberapa pekan.
Satu hari usai erupsi, warga di seantero St Vincent -- negara dengan total populasi 110 ribu -- terbangun dengan pemandangan serba putih. Rumah mereka sudah tertutup sepenuhnya oleh abu vulkanik.
Seorang saksi mata di kota Rabaka mengatakan bahwa halaman rumahnya tertutup abu vulkanik dan fragmen bebatuan setebal 30 sentimeter.
Otoritas St Vincent mengimbau warga untuk tetap berada di dalam ruangan. Warga yang memiliki masalah pernapasan juga diminta untuk sebisa mungkin menghindari kegiatan di luar rumah.
Negara-negara Karibia lainnya, termasuk Antigua dan Guyana, telah menawarkan bantuan darurat untuk St Vincent. Negara-negara itu juga akan membuka perbatasan mereka untuk warga St Vincent.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News