Perintah tersebut membekukan impor dari empat perusahaan yang memproduksi kapas, pakaian jadi, dan komponen komputer di wilayah Xinjiang di barat laut Tiongkok. Patroli perbatasan juga menghentikan impor produk rambut yang dibuat di fasilitas manufaktur tempat pihak berwenang dimana Uighur dan etnis minoritas lainnya diyakani dipaksa bekerja.
Langkah ini juga berlaku untuk semua produk yang terkait dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Kejuruan No. 4 Kabupaten Lop di Xinjiang, di mana Bea dan Cukai AS mengatakan, memiliki informasi yang ‘secara wajar menunjukkan’ penggunaan tenaga kerja penjara untuk membuat produk rambut.
"Ini bukan pusat kejuruan, ini adalah kamp konsentrasi, tempat di mana agama dan etnis minoritas menjadi sasaran pelecehan dan dipaksa bekerja dalam kondisi keji tanpa bantuan dan kebebasan," kata Wakil Menteri Penjabat Keamanan Dalam Negeri Ken Cuccinelli kepada wartawan.
"Ini adalah perbudakan zaman modern,” ungkap Cuccinelli.