Inggris dan Uni Eropa rebutan pasokan vaksin covid-19 AstraZeneca. Foto: AFP
Inggris dan Uni Eropa rebutan pasokan vaksin covid-19 AstraZeneca. Foto: AFP

Uni Eropa Siap Blokir Ekspor Vaksin Covid-19 Demi Amankan Pasokan

Fajar Nugraha • 29 Januari 2021 11:05
Brussels: Jutaan dosis vaksin virus korona dapat diblokir agar tidak memasuki Inggris dari Uni Eropa (UE) dalam beberapa hari. Langkah ini bisa terjadi setelah Brussels mengatakan, harus menanggapi kekurangan yang muncul di negara-negara anggota UE.
 
Menyusul laporan tentang kurangnya dosis di seluruh blok, komisi Eropa mengumumkan rencana untuk memberi regulator nasional kekuatan untuk menolak permintaan ekspor. Perkembangan tersebut menimbulkan keprihatinan atas kelanjutan aliran vaksin Pfizer-BioNTech, di mana Inggris memiliki 40 juta dosis dari pabriknya di Belgia, yang merupakan anggota UE.
 
“Ada kemungkinan dalam keadaan tertentu untuk tidak mengizinkan ekspor. Memang, itu akan menjadi opsi terakhir,” kata seorang pejabat, seperti dikutip dari Guardian, Jumat 29 Januari 2021.

Menurut analisa Airfinity, jika Inggris menjadi bergantung pada vaksin yang diproduksi sendiri, mengamankan kekebalan kawanan melalui vaksinasi 75 persen populasi dapat ditunda hampir dua bulan dari 14 Juli hingga 1 September. Namun hal itu menempatkan ribuan nyawa dalam bahaya.
 
Federasi industri farmasi dan asosiasi Eropa memperingatkan bahwa rencana komisi tersebut dapat menyebabkan gangguan pasokan vaksin global.
 
“Rantai pasokan global adalah kunci untuk mengirimkan vaksin untuk melindungi warga. Mempertaruhkan tindakan pembalasan dari wilayah lain pada saat penting dalam perang melawan covid-19 bukanlah kepentingan terbaik siapa pun,” ucap kelompok industri tersebut.
 
Sebanyak 27 negara anggota Uni Eropa sangat terpukul oleh pengumuman minggu lalu oleh perusahaan farmasi Anglo-Swedia AstraZeneca bahwa mereka hanya akan dapat memberikan 25 persen dari dosis 100 juta yang diharapkan pada akhir Maret, dengan alasan masalah produksi di pabrik Belgia.
 
Vaksin AstraZeneca yang dikembangkan bersama University of Oxford diharapkan diizinkan untuk digunakan oleh European Medicines Agency pada Jumat. Pesanan dosis sebelumnya dianggap sebagai kunci strategi vaksinasi blok tersebut.
 
Jaminan perusahaan kepada pemerintah Inggris bahwa mereka akan memenuhi pesanannya dengan dosis 2 juta sehari tanpa penundaan semakin memicu kemarahan yang dirasakan oleh pejabat yang terlibat dalam program di UE. Hanya 2 persen dari populasi orang dewasa di UE yang telah menerima suntikan vaksin, dibandingkan dengan 11 persen di Inggris, dengan sedikit tanda bahwa dorongan vaksinasi blok tersebut mendapatkan momentum.
 

 
Kurangnya dosis di UE telah memaksa Pemerintah Spanyol untuk mengumumkan jeda sementara dalam peluncuran vaksin di Madrid, dan memperingatkan bahwa Catalonia dapat menyusul.
 
Badan kesehatan masyarakat untuk Paris dan wilayah sekitarnya, sebuah daerah dengan populasi 12,1 juta orang, memberi tahu rumah sakit pada Kamis bahwa mereka akan menghentikan programnya mulai 2 Februari. Rumah sakit di wilayah Hauts-de-France di utara Prancis diberitahu bahwa penerapan dosis pertama akan ditunda hingga minggu pertama Maret.
 
Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn mengatakan dia khawatir akan kekurangan "setidaknya 10 minggu yang sulit". “Membuat vaksin sangat kompleks, dan mungkin ada kebutuhan untuk membangun pekerjaan untuk meningkatkan kapasitas yang mengarah pada penundaan,” kata Spahn di radio NDR.
 
“Tapi kemudian itu harus berdampak pada semua orang dengan cara yang sama dan bukan hanya Uni Eropa,” sebut Spahn.
 
Dengan rencana vaksin nasional yang berantakan, dan AstraZeneca menolak untuk mengalihkan dosis yang dibuat di lokasi di Oxford dan Staffordshire ke UE, Brussels telah mencari cara lain untuk mengamankan pasokannya. Dalam sebuah surat pada Kamis, presiden dewan Eropa, Charles Michel, menyambut baik rencana komisi tersebut, menambahkan bahwa UE harus "mengeksplorasi semua opsi dan memanfaatkan semua cara hukum dan tindakan penegakan hukum yang kami miliki berdasarkan perjanjian".
 
"Sambil melanjutkan dialog, saya yakin UE perlu mengambil tindakan tegas untuk mengamankan pasokan vaksinnya dan menunjukkan secara konkret bahwa perlindungan warganya tetap menjadi prioritas mutlak kami,” tegasnya.
 
Para pejabat mengatakan mereka berharap tidak perlu ada larangan ekspor tetapi mengakui bahwa pemblokiran ekspor vaksin, seperti yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech di Belgia untuk Inggris sangat mungkin terjadi. Keputusan pemerintah Inggris untuk melarang ekspor obat-obatan virus korona tertentu dikutip lebih lanjut oleh seorang pejabat Uni Eropa sebagai alasan Brussel melindungi diri dari tindakan proteksionisme di seluruh dunia.
 
Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan, kriteria lengkap untuk memblokir ekspor akan dipublikasikan pada Jumat. Sementara penerapan mekanisme otorisasi ekspor diharapkan dalam beberapa hari.
 
AstraZeneca mengatakan secara kontrak berkewajiban untuk memenuhi kontraknya dengan Inggris sebelum mengalihkan dosis dari pabriknya di Inggris ke UE. Menteri Kantor Kabinet, Michael Gove, mengatakan Inggris hanya akan membantu UE dengan dosis jika ada dosis cadangan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan