Kepada surat kabar Italia La Repubblica, kepala AstraZeneca Pascal Soriot mengatakan bahwa timnya bekerja "24 jam dalam sepekan untuk memperbaiki berbagai isu produksi vaksin."
"Produksi (vaksin) tertinggal sekitar dua bulan dari rencana awal," lanjutnya, dilansir dari laman BBC pada Rabu, 27 Januari 2021.
Soriot juga mengatakan bahwa UE yang menandatangani kontrak di momen-momen terakhir proses produksi turut berkontribusi terhadap masalah pasokan vaksin. Ia mengatakan kontrak dengan Inggris Raya telah disepakati tiga bulan sebelum UE, sehingga masalah-masalah produksi dapat dihindari.
Baca: AstraZeneca Bantah Laporan Vaksin Kurang Manjur pada Lansia
Masalah produksi vaksin AstraZeneca ini disebut terjadi di dua pabrik, satu di Belanda dan satu lainnya di Belgia.
"Masalah ini rumit, terutama di fase-fase awal saat kami harus menyortir segala isu yang ada," tutur Soriot.
"Kami yakin sudah menyortir berbagai masalah ini. Tapi saat ini kami tertinggal sekitar dua bulan dari jadwal yang telah kami tentukan sebelumnya," lanjut dia.
Sebelumnya, Komisaris Kesehatan UE Stella Kyriakiades telah bertemu dengan jajaran AstraZeneca. Ia mengaku tidak puas dengan jawaban dan penjelasan yang disampaikan perusahaan asal Inggris tersebut.
"Diskusi dengan AstraZeneca hari ini tidak memuaskan karena minimnya kejelasan. Penjelasan mereka juga tidak cukup baik," tulis Kyriakiades di Twitter.
"Negara-negara UE bersatu: pengembang vaksin memiliki tanggung jawab yang harus selalu ditegakkan," lanjutnya.
Kyriakiades menegaskan bahwa UE akan "melakukan tindakan apapun yang dibutuhkan untuk melindungi warga" di semua negara anggota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id