Pemakaman massal dari mereka yang diidentifikasi diadakan setiap 11 Juli, tanggal pengambilalihan oleh pasukan Jenderal Serbia Bosnia Ratko Mladic, yang telah dipenjara seumur hidup karena kejahatan perang.

Warga saat memakamkan sisa jenazah korban genosida. Foto: AFP
“Jenazah salah satu dari 50 orang yang menunggu pemakaman ditemukan tersebar di tiga kuburan massal yang terpisah,” kata Amor Masovic, seorang ahli forensik yang telah bekerja di puluhan situs kuburan massal di wilayah Srebrenica.
“Sisa-sisa sebagian besar lainnya ditemukan tersebar di dua kuburan massal,” tambahnya.
Kenangan pahit dialami Hajra Alic yang tiba Senin pagi untuk berdoa di makam putra tunggalnya, yang berusia 17 tahun ketika dia terbunuh, dan suaminya.
Jenazah putra Alic, Muhamed -yang berupa bagian dari kakinya karena itu adalah satu-satunya yang ditemukan,- dimakamkan pada tahun 2018.
Sementara jenazah dari suami Alic, Redzo, dimakamkan dua kali - pada 2007 dan 2016.
"Rasa sakit tidak pernah meninggalkan hati saya," kata wanita berusia 60-an itu kepada AFP sambil duduk di antara dua batu nisan putih.
"Saya memikirkan anak saya dan suami saya setiap hari, tidak hanya pada 11 Juli, tetapi setiap 11 Juli saya sama putus asanya seolah-olah itu (kekejaman) terjadi sekarang,” tegasnya.